Baterainya Hilang

11 4 4
                                    

Menyamar? Bukan dia hanya ingin tidak memperlihatkan lukanya. Ia tak mau seorang pun merasa kasihan terhadap dirinya. Ia hanya ingin orang yang tulus sebagai temannya. Bukan disaat ia terluka mereka baru ada.

Ia adalah Bulan. Menutupi luka dengan sebuah benda. Benda yang dipakainya adalah masker. Tapi, tetap saja luka didahinya masih terlihat. Ia hanya menyembunyikan luka lebam dipipinya.

Banyak orang yang menatapnya kasihan. Pasti berita sudah tersebar. Mengapa berita tentang keburukan lebih cepat menyebar daripada kebaikan? Mengapa orang lebih banyak mengetahui seseorang disaat mereka belum kenal? Megapa?!

Ah sudahlah, itu sifat manusia.

Bulan lapar, ia menuju ke kantin karena bel istirahat telah berbunyi. Ketika hendak menuju kantin ia berpapasan dengan Galang sang mantan gebetan yang kemarin berkelahi dengan Bintang.

"Gue cuma mau memastikan. Lo bener kemaren kena tampar Bintang?"

Bulan mengangguk.Memang benar, pipi mulusnya tertampar oleh tangan Bintang. Tangan yang selalu ia genggam. Tangan yang memberi kehangatan. Namun saat ini, tangan itu berubah menjadi pusat kesakitan. Meski begitu ia bersyukur, setidaknya ia tidak mendapat bogeman.

"Maafin gue ya?"

Kenapa lelaki dihadapannya ini meminta maaf padanya. Padahal ia tidak berbuat salah. Malahan Galang membela dirinya. Tidak membiarkan reputasi Bulan menjadi jelek seketika.

"Ini bukan salah lo. Ini salah gue."

Ingin sekali Bulan mengucapkan rasa terimakasih dan mentraktir Galang tapi ia berpikir dua kali. Ia takut memberi sebuah harapan yang tak pasti. Takutnya Galang menyalah artikan rasa terima kasih yang diberikan.

"Tapi kan lo babak belur gegara nolongin gue kan?"

"Lo salah sangka, gue bukan nolongin lo. Gue cuma mau berhentiin Bintang biar gak nyakitin orang."

Memang benar Galang salah sangka pada semua. Saat perkelahian itu terjadi yang ada di otaknya hanyalah Bintang. Jadi, ia tak berniat melindungi Galang. Hanya saja ia tak mau Bintang menyakiti seseorang. Cukup dirinya yang sakit. Cukup dirinya yang terjangkit. Jangan ada orang lain setelahnya.

*****


Ia bosan. Menunggu Alvira yang tak kunjung datang. Kemana perginya samg teman? Sehingga ia menunggu di parkiran. Bulan ingin pulang.

Sempat terbesit dibenaknya untuk menyetujui perkataan Galang. Barusan lelaki itu mengajaknya pulang. Tapi ia berpikir beribu-ribu kali. Ia tak mau menampung luka lama.

Siapa yang tahan diberi luka di masa lampau, lalu diberi lagi dimasa kemudian. Sungguh tega orang yang memberikan. Begitulah Galang.

Ngomong-ngomong, Bulan sedang melihat kearah Bintang. Ia baru menyadari bahwa lelaki itu tampan. Pantas saja banyak gadis yang suka kepadanya. Mungkin selama ini ia menutup mata, makanya baru terlihat begitu jelas tampangnya.

Lelaki itu sedang menunggu seseorang. Sudah dipastikan orang itu Zea. Siapa lagi yang akan dia tunggu Bulan? Sudahlah tak ada harapan.

Tak lama kemudian Zea pun datang.

Benar kan? Dugaan sang Bulan selalu tepat sasaran.

Mata Bulan masih melihat gerak gerik mereka. Ia melihat Zea marah, lalu Bintang mencubitnya. Setelah mencubit, ia merangkul Zea. Perlakuan tersebut membuat matanya memanas dan tidak bisa bernapas. Sesak, yang ia rasa sekarang.

Ia ingin memalingkan muka, namun ia penasaran. Matanya masih menatap ia melihat Bintang merangkul Zea disana. Mengapa mereka bermesraan di depan Bulan?

"Bunda, Bulan gak kuat. Jodohin, Bulan sama Bintang!"

Setelah melakukan aksinya mereka pun pulang. Membuat berlian menetes dengan lancar. Ia sesenggukan.

Dulu biasanya, Bulan yang disekitar Bintang. Bintang yang ada untuk Bulan. Bintang yang membuat tawa. Bintang yang membuatnya bahagia. Namun, saat ini Bintang yang menjadi sumber rasa sakitnya.

Ia sempat berpikir. Apakah semua cinta serumit ini?

"Lan, lo kenapa?"

Ia pun tersadar akan pemikirannya dan menangis dengan derasnya.

Ia sakit karena jatuh. Mengapa semua jatuh rasanya sakit?







Bulan jadi budak cinta nih sekarang.

Nangis mulu gegara si Bintang.

Kenapa coba jatuh hati lebih menyakitkan dari luka memar di pipi Bulan?

Cinta memang rumit ya😢

Penghuni MalamWhere stories live. Discover now