Teh Manis Pahit

10 5 0
                                    

Tepat hari ini Bulan diajak pergi oleh Bintang. Katanya lelaki itu akan pergi ke rumah seseorang. Dengan membawa beberapa barang seperti akan menyatakan perasaan.

Apakah Bintang akan menyatakan perasaannya pada Zea? Bulan iri pada gadis itu. Dia tidak berada dalam zona keabuan di kehidupan.

Keabuan ini belum kunjung usai. Hatinya masih bimbang belum menjadi terang. Ia sudah akan menjatuhkan pilihan namun nyatanya seseorang datang membuat pilihan itu makin runyam.

Satu kata untuk cinta. Ia rumit. Bahasannya selalu dengan hati. Sakit dan bahagia yang didapati. Kenangan yang membekas dengan dua pilihan luka juga kebahagiaan. Lalu, pemilihan yang berujung tak terselesaikan.

Bulan sedang memperhatikan bawaan yang ada dibelakang kursi kemudi. Disana ada buket bunga dan boneka. Ternyata Bintang bisa romantis juga. Lalu, tunggu kue?

"Lan, udah nyampe!"

Suara itu membuat dirinya menoleh ke samping. Disini ia melihat rumah berwarna biru muda yang minimalis. Ia terkesima, warnanya sungguh indah.

"Lo mau turun gak?"

Suara Bintang membuatnya tersadar akan kekaguman. Lalu, ia beranjak keluar dari mobil yang ditumpanginya.

"Ini rumahnya?" Tanya gadis itu.

Lelaki yang ditanya terkekeh. "Iya."

Kemudian pergi, mengambil barang bawaan dibawanya saat ini.

"Ayo masuk! Inget kan rencana kita?"

Gadis itu mengangguk mengiyakan ucapan Bintang.

Bulan melakahkan kakinya menuju pintu utama. Bintang mengikutinya. Sesuai rencana. Bulan yang mengetuk dan Bintang bersembunyi disamping pintu.

Gadis itu mulai mengetuk pintu. Bintang bersiap-siap.

Seorang gadis keluar dari rumah tersebut menampilkan senyumnya. "Eh, Bulan kan?"

Bulan mengangguk dengan senyum tak mengembang.

"Happy Birthday, Zea!"

Tiba-tiba Zea kaget atas ucapan orang disampingnya. Ternyata Bulan tidak sendiri ada Bintang.

"Tiup dulu!"

Zea meniup lilin yang berada di tangan Bintang. Setelah tertiup, Bintang memberikan kue yang berada ditangannya pada Bulan. Lalu, lelaki itu memberi boneka serta bunga yang dibawa kepada gadis didepannya tanpa bicara.

Kening Bulan berkerut, kenapa lelaki itu tidak menyatakan perasaannya?

Bulan melihat Zea yang sekarang terlihat bahagia diberikan hadiah yang tak terduga.

"Makasih banyak, Bintang!" Zea berkata seraya memeluk Bintang erat dan lelaki itu membalas pelukannya.

"Bulan gue bahagia." Ucap lelaki yang kini masih memeluk gadis yang berulang tahun saat ini.

Bulan hanya tersenyum tak sepenuhnya, karena bukannya kebagiaan Bintang adalah kebahagiannya juga.








WaBeBu

"Wawancara Bersama Bulan"

Author: Gimana perasaan lo Lan?

Bulan: Maksud?

Author: Perasaan sama Bintang?

Bulan: ....

Author: Cepet dong gue penasaran!

Bulan: Kok maksa?!

Author menyelesaikan wawancara karena Bulan sama aja kayak Bintang😣

Penghuni MalamTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon