Sebatas Suara

9 5 0
                                    

Bulan tidak membutuhkan penjelasan tentang semua yang ia lihat. Itu sudah terasa nyata. Maka penjelasannya akan maya. Penjelasan yang bersifat kebohongan.

Ia tak mau lebih sakit. Sudah cukup lelaki itu bermain drama. Masuk dalam kehidupannya. Lalu menambahkan banyak luka. Memang siapa dia?

Sudah 1 minggu, Bulan tidak menanggapi pembicaraan Galang yang menjurus pada penjelasan. Ia lelah dengan permainan. Apakah yang sang pembuat merasakan kebahagiaan?

Saat ini Galang menatap Bintang dengan sendu. Sementara yang ditatap tak mau menatap balik padanya. Siapa yang tak
kecewa ketika ia akan menghapus luka, lelaki itu malah menambahkannya.

"Lo gak mau denger penjelasan gue?"

Gadis itu diam memainkan handphone yang ada digenggaman.

"Bulan,"

Bulan kini mebalikan badan, membuka tasnya mencari sebuah barang. Ketika sudah mendapatkan ia berbalik ke depan lalu memasang barang tersebut di telinganya.

"Lo benci sama gue?"

Sungguh, makhluk di depannya sangat berisik. Apakah dia mau membangunkan singa yang tertidur?

"Sayang,"

Ini bukan suara Galang. Ini suara Bintang yang mebuat Bulan menatap ke arah suara itu datang.

"Pulang sekolah lo sama Kaivan ya?"

Keningnya berkerut."Kenapa?"

"Gue gak bisa antar. Nanti gue mau jemput Zea soalnya."

Ini bukan pertama kalinya ia dititipkan pada Kaivan. Tapi sekian kalinya. Jahatkan?

"Oke."

"Nanti gue bilang ke Kaivan, biar dia gak modusin lo."

Bulan tersenyum miring. Apakah dia salah dengar?

"Emang dia suka modus?" Tanyanya.

"Gak, yang suka modus tuh gue."

Lelaki itu mengaku dengan sendirinya.

"Yang suka modus tuh matematika onta."

Ucapan Bulan membuat Bintang terkekeh. Orang cuek belajar ngelawak.

"Yeh, gue ke toilet dulu ya!"

Bulan mengangguk sebagai jawaban. Lalu melihat kedepan. Galang sudah pergi. Setidaknya ia bisa tenang tak terusik oleh ocehan makhluk tak berperasaan.

Cinta yang sudah ingin ia buat dipermainkan. Cinta yang tadinya hilang merambat jadi kenangan. Cinta yang tadinya terang kini berada dikegelapan.

Sungguh disayangkan.

"Lo pulang bareng gue."

Bulan lebih suka mendengarkan suara Kaivan daripada Galang. Meskipun ia orang baru, Kaivan tidak pernah atau belum menyakitinya.

"Siap, Mas Kaivan."

Lelaki itu mendengus. Lalu bertanya penasaran. "Lo lagi berantem sama Bintang?"

"Kapan?" Tanya Bulan balik.

"Malah nanya balik."

Setelah berkata, Kaivan jalan duluan. Ia malas apabila Bulan sudah berkata demikian.













Weh,Bulan nyebelin😑

Kan kesian Kaivan udah berbaik hati ngasih tebengan eh pas ditanya gitu jawabannya😔

Sabar Mas Kaivan👌

Penghuni MalamWhere stories live. Discover now