Gagal

7 6 2
                                    

Sikap Bulan makin hari makin banyak bertingkah. Lihat saja sekarang, tangannya menempel pada lengan Bintang sehingga membuat sebuah pertikaian.

"Lo cewek bukan?" Tanya Bintang dengan gaya sarkasnya.

"Ya iyalah." Jawabnya dengan cemberut. Memang Bintang tidak tahu kalau dia berjenis kelamin perempuan.

"Bintang!"

Sebuah suara membuat dua pasang mata melihat ke arah pemiliknya. Dia Zea. Gadis yang berstatus sebagai kekasih Bintang menurut Bulan.

"Hai Zea!" Sapanya lembut pada Zea namun berubah saat dia melihat ke arah gadis yang tak mau melepas tangannya." Lepas gak?! Lo jangan gatel bisa?!"

Bulan tidak melepaskan tangannya. Dia malah menatap Bintang tajam." Gak mau. Bulan gak mau." Ada perubahan di nada yang dikeluarkan oleh Bulan. Suaranya yang biasa tajam kini melemah. Suara yang dikeluarkan terdengar sangat lembut.

"Jangan sok imut lo!" Tegas Bintang.

Sedangkan Zea terdiam. Membaca situasi dua orang yang berada di depannya. Bukankah mereka teman? Namun sekarang yang dilihatnya apa?

"Bulan emang imut." Ucap gadis cuek dengan nada tak terima.

Zea yang sudah membaca situasi pun membuka suara. "Aku pulang sendiri aja deh, Bin."

"Gak boleh!" Elak lelaki yang tersebut namanya.

Sang tanya kini hadir kembali."Kok gak boleh?"

"Ya gak boleh."

"Pokoknya ,aku pulang sendiri." Tegas Zea."Kamu mau ngehapus masalah sama Bulan kan?" Membuat Bintang mengangguk lemah sedangkan Zea tersenyum senang.

Zea pun melangkah pergi ke area gerbang. Bintang masih bisa melihat punggung gadis itu. Matanya yang menatap ke depan, ia alihkan kepada gadis yang tak tahu malu dengan kelakuan.

Matanya menajam." Gegara lo, dia pergi!"

"Ish, dia yang mau pergi sediri juga. Bulan gak usir dia." Jelas gadis cuek.

"Dia tuh males lihat lo nempelin gue mulu."

"Kata siapa?"

Helaan nafas terdengar disana. "Tadi gue yang bilang."

"Tapi dia gak marah."

Bintang sungguh kesal. Mengapa ada cewek yang diciptakan seperti Bulan? Ini bukan Bulannya. Ini bukan Bulan yang ia kenal. Gadis itu berubah dengan alasan entah.

Biasanya gadis itu sangat cuek. Saat Bintang menggenggam tangannya ia hanya diam. Saat Bintang mengelus rambutnya tak ada rona yang muncul diwajahnya. Ia sempat berpikir, apakah Bulan cewek jadi-jadian? Tapi pikirannya ditepis. Yakali masih ada yang kayak begituan.

Bahkan saat ini, Bulan berubah dimata semua orang menjadi gadis yang dingin dan kecuekannya semakin menggila. Sudahlah gadis di depannya ini banyak topengnnya.

Sekarang ia pun kesal. Seorang Bulan bukan orang yang pekaan.

"Cewek itu pandai berdrama." Celetuknya.

Gadis cuek menggeleng-gelengkan kepala."Bulan, gak bisa ngedrama. Padahal Bulan cewek."

"Kalau gak bisa terus lo sekarang lagi apa?" Tanyanya sinis.

"Lagi gandeng Bintang."

Sungguh? Apa yang gadis cuek itu makan akhir-akhir ini. Otaknya sekarang berubah tak terkendalikan.

"Lo mau nya apa?"

Bukannya menjawab, Bulan malah mengetuk dagu dan memainkan matanya kesembarang arah seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Bintang terima maaf Bulan."

Hanya itu saja?

Bintang tak merespon. Tubuhnya bergerak dengan cepat. Wajahnya mendekat pada wajah gadis di depannya sedangkan gadis itu sedang menoleh ke sembarang arah.

Saat gadis itu melihat ke arah Bintang kembali. Ia tercengang. Bagaimana tidak jarak mereka dapat dikatakan hampir dekat. Apabila mereka tak membuat jarak.

"Lo kira gue mau terima maaf lo?" Ada jeda diantara pertanyaan yang diberikan."Ngimpi!"

Bintang pun pergi dari hadapan Bulan. Namun, pergerakan gadis itu tak terlihat sekarang. Tubuhnya kini menegang. Detak jantungnya berdetak kencang. Ia bukan ketakutan, hanya saja ribuan kupu-kupu sedang berterbangan diperutnya.









Ahay, Bulan lagi merasakan jatuh ya🤣

Jatuh cinta?

Jatuh ke lantai?

Jatuh ke dalam friend zone-nan?

Penghuni MalamWhere stories live. Discover now