Pertanyaan Dia

6 6 0
                                    

Meskipun sebuah jalinan cinta terjalin sempurna. Pertemanan harus tetap ada. Karena kata putus tak pernah ada dalam kamusnya.

Bulan masih bersama Bintang seperti keseharian. Mungkin Zea cemburu. Namun, sikap mereka memang seperti itu. Ia tidak bisa memaksakan untuk memutus tali pertemanan.

"Tang, lo sama Zea gimana?" Gadis itu melirik lelaki yang kini merangkulnya.

Mereka berada di tempat keramaian. Sehingga membuat banyak orang membuka suara. Mereka sudah tahu bahwa Bulan sedang diincar oleh seseorang. Tapi, apa yang mereka lihat saat ini?

Bintang mentap risih para orang yang menatap dirinya dengan Bulan. "Gue sama dia?"

"Iya dan lo bisa lepas rangkulan lo. Nanti banyak yang cemburu." Ucap Bulan karena risih di perhatikan.

"Sejak kapan jomblo ada yang cemburuin?" Tanya Bintang usil.

"Sejak dari gue lahir."

Bintang menyetujui permintaan gadis itu untuk melepas rangkulannya, tanpa membalas pertanyaan  Bulan.

"Lo sayang sama dia?" Tanya Bintang pada Bulan yang kemarin menolak ajakan Galang.

"Dia?"

Ia mulai malas dengan kepekaan Bulan. Ia tahu ia juga tidak pekaan. Tapi ia tidak seperti Bulan.

"Galang, sayang."

"Gak."

Bintang sudah menebak apa yang akan terjadi jika dia berbicara seperti tadi.

"Lo gak percaya sama gue?" Bulan kini menatap Bintang dengan nada tak suka.

"Gue percaya. Kapan-kapan kita ngedate ya?"

Bintang tak mau mengusik kehidupan percintaan Bulan terlalu dalam. Karena kedalaman akan membuatnya tenggelam dan terlupakan. Maka ia berusaha untuk tidak kejauhan.

"Nanti gue kirim bogeman ke rumah lo."

Bintang terkekeh. Memang membuat emosi Bulan adalah hal yang paling disenanginya.

"Sekarang, kita ke kelas?"

"Gue mau ke taman. Mau ketemu sama Bang Langit."

"Sekarang sama Langit?"

"Minta ditonjok lo!"

Sekarang ekspresi Bulan adalah marah. Mukanya sedikit merah. Tapi muka marah yang ditunjukan Bulan tidak membuat Bintang takut. Malah Bulan terlihat imut.

"Si eneng marah kok imut mukanya," jelas Bintang gemas dengan tangan yang sudah mendarat untuk membuat cubitan.

"Bintang!"

"Sayang,"

















Suka banget bercanda Bintang tuh😑

Padahalkan Bulan sukanya yang seriusan😐

Sebel😶

Penghuni MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang