Debat Polos

13 5 0
                                    

Sekarang keempat orang manusia dengan berbeda muka berkumpul ditempat yang sama. Tempat yang cocok dipakai untuk bekerja. Berkerja dengan kepintaraan juga kecerdasan.

Tugas yang sedang dikerjakan sudah selesai beberapa menit lalu. Namun dua orang diantara mereka sedang memperdebatkan sesuatu. Bukan tentang tugas melainkan kejadian di hari yang lalu.

"Gue mau marah sama lo!" Serunya.

"Marah aja sana!"

Kaivan yang kesal dengan perdebatan mereka yang tanpa alasan pun membuka suara. "Lo pada kenapa sih?"

Bintang menoleh ke arah Kaivan lalu berkata. "Lo pada gak tahu?"

"Gak." Jawab mereka bertiga.

Bulan juga yang didebati cowok itu dengan topik marah pun tak tahu apa alasan dia menyebut kata marah tersebut.

"Lo juga gak tahu sayang?"

Orang yang merasa disebut sayang menggeleng.

"Lo bisa bayangkan orang yang belum pernah dipeluk tiba-tiba mendapatkannya."

"Itu mah lo kali yang peluknya!" Ucap Alvira yang tidak percaya dengan perkataan Bintang.

"Gue beneran Alvira!" Tegasnya.

"Siapa yang mau meluk orang kayak lo, Tatang." Kaivan juga tak percaya memang ada yang mau dengan Bintang yang kelakuannya nyakitin hati cewek.

"Ada. Buktinya waktu itu Bulan peluk gue." Telunjuknya mengarah pada Bulan.

"Apa?!"

Bulan hanya diam. Memang ia melakukan hal tersebut pada Bintang. Tapi, mengapa dua orang yang mendengar perkataan Bintang menatapnya tajam.

"Bulan bilang sama gue, siapa yang ngajarin lo peluk cowok?!"

Bulan menggeleng, tidak ada yang mengajarinya.

"Gini ya Lan, pelukan tuh apa-apa. Lo mau peluk Bintang sampe pingsan juga terserah, asal gak pa-pa. Tapi kan Lan, ini tuh apa-apa."

Gadis cuek itu hanya diam apa sih yang Alvira bicarakan saat ini.

"Gue gak mau tahu. Pokonya lo harus tanggung jawaban. First huge gue udah diambil sama lo!"

Kaivan hanya menonton saja karena Alvira selalu berbicara tak membiarkan dirinya membuka suara.

"Lo gak pernah dipeluk sama cewek?" Tanya Alvira dengan tak percaya.

"Belum. Makanya waktu itu Bulan minta peluk gue gak mau."

"Lo belum pernah pacaran?" Tanya Alvira kembali.

"Udah."

Bukan suara Bintang itu suara Kaivan.

"Diem lo!" Matanya menajam. Membuat Kaivan kembali terdiam.

"Jawab Bintang!"

"Belum."

Tawa Alvira pecah seketika.

"Anjir, seorang Bintang tidak pernah berpacaran tapi hobbinya menyakiti perasaan orang."

"Gue gak pernah ngasih rasa ke mereka. Merekanya aja yang kepedean."

"Terus siapa yang lo kasih rasa?"

"Zea." Jawab Bulan.

Bintang menatap Bulan sengit." Sok tahu lo!" Katanya terjeda beberapa saat."Kasihan tahu gak, yang jadi pacar gue yang pertama, gak mendapatkan yang pertama juga!"

Bulan diam. Alvira dan Kaivan tertawa. Mereka kira Bintang orang yang suka berganti pacar dan mudah bosan. Ternyata dia sama sekali belum berpacaran.

"Bulan, jangan pernah lo kasih pelukan lo buat orang lain selain gue. Setelah ini lo gak boleh peluk orang lagi."

Bulan mengangguk malas.

"Bener juga kata Bintang. Lo jangan kasih sembarangan orang pelukan. Tapi, lo juga jangan kasih ke dia." Telunjuknya mengarah pada Bintang.

Bintang hanya mendengus dan Bulan mengangguk kembali.

"Lo pernah peluk siapa lagi selain Bintang?" Tanya Kaivan.

"Cuma Bintang." Jelasnya.

Mata mereka melebar.

"Cukup gue gak boleh yang lain. Jangan diulangin lagi kesiapa pun! Janji?"

Jari kelingking Bintang berdiri dan jari Bulan melingkari.

"Janji. Tapi lo juga gak boleh gitu ke yang lain cukup gue yang pertama gak boleh ada yang lainnya."

"UDAHAN! UDAHAN!" Seru Kaivan.

"Bersik!" Desis Bulan.

"Kalian tuh kayak yang pacaran! Kenapa gak pacaran sekalian?" Tanya Kaivan.

"Minta digampar?" Tanya Bulan dengan sinis.

"Bener juga kata Kaivan. Kenapa kalian gak pacaran sekalian?"

Ingin sekali Bulan menjambak rambut Alvira sedangkan Bintang memutar bola matanya.












Kenapa coba Bulan sama Bintang
gak pacaran?
Hayoloh kenapa?
AADBB?
Ada Apa dengan Bulan Bintang?


Eh, kalau penasaran. Klik like,terus tulis komentar yaa💙

Support terus Araa😉

Penghuni MalamWhere stories live. Discover now