Tanda Sayang

35 14 4
                                    

Bulan datang kesekolah seperti biasa mempet dengan jam keterlambatan para siswa. Sudah kebiasaan dia dari kelas 10 selain hari Senin dia akan berangkat pukul 06.45 dari rumahnya.

Hari ini ada yang berbeda dari wajahnya. Ia menerima suruhan dari si Tatang alias Bintang yang berlaku hari ini saja. Wajahnya terasa kaku walau bedak yang dipakai sangat tipis. Namun, penggunaan beberapa kosmetik diwajahnya membuat beberapa orang menatapnya.

"Gue mau bunuh si Tatang tapi sayang." Rutuk Bulan.

Ia melihat kesekitar mereka sedang memperhatikan. Mungkin berdandan menggunakan bedak bukan kebiasaan gadis cuek bernama Bulan.

Ia mempercepat langkahnya saat melewati koridor kelas 11 yang bukan kelasnya. Lalu berbelok, masuk setelah menemukan kelas yang disinggahinya.

Ketika masuk kelas seluruh perhatian tertuju padanya. Membuat ia memperdalam tundukannya. Ia mencari meja tempat duduknya dan menempuka Alvira. Ia duduk dengan menunduk. Lalu menatap ke depan saat Alvira memanggilnya. "Bulan,"

"Anjir lo, lo dandan? Padahal pake bedak aja gak kelihat lipsticknya juga gak pengaruh apa-apa. Tapi, lo kelihatan beda." Cerocos Alvira.

"Tumben lo dandan, ada apakah dengan Bulan?" Tanya Alvira.

"Gue disuruh tuh sama si Bintang. Kemarin dia ngoceh mulu tentang dandan." Tunjuknya pada lelaki disebrang meja.

Lelaki itu diam tidak melihat ke arah Bulan. Tapi ke arah buku tugas yang belum ia kerjakan. Sementara teman sebangkunya yang sudah menyalin tugas melihat dengan teliti ke arah samping. Apakah ia bermimpi? Ia merasa melihat Bulan berbeda hari ini. Gadis itu memang cantik tapi hari ini lebih cantik.

Bulan yang merasa ditatap dari arah samping mengedarkan pandangan dan menatap Kaivan tajam. "Apa lo lihat-lihat!"

"Nyonya Bintang hari ini terlihat berbeda. Lo pake apaan Lan? Perasaan gak pake apa-apa tapi kok beda." Tanya Kaivan penasaran.

Bintang yang sudah selesai menyalin tugas pun melihat ke arah samping.

"Astaga," pekik Bintang yang terdengar oleh makhluk di sekitar.

"Kenapa lo Tang, pangling lihat si Bulan?" Tanya Alvira.

"Jodoh gue kok cantik banget hari ini." Ucap Bintang.

"Semua ini gegara lo! Semua mata tertuju pada gue."

"Emang lo Miss Indonesia? Semua mata tertuju padamu." Celetuk Kaivan.

Bulan memutar bola matanya. "Tanggung jawab Bintang!"

Alvira tertawa. Sungguh mengemaskan ketika Bulan berkata demikian. Bulan memang tak suka memoles muka ketika pergi ke sekolah atau acara main bersama teman atau keluarga. Dia hanya memoles mukanya saat ada acara penting memakai kebaya dan dress saja. Meskipun polesan tipis.

"Lan, lo tuh kayak gak pake bedak tahu cuma beda aja gitu hawanya saat kita lihat ke arah lo. Lo mah pake minta tanggungan segala." Cerocos Alvira.

"Gak apa-apa Vir. Lan, lo mau gue tanggung jawabkan?" Tanya Bintang.

Bulan mengangguk.

"Nanti, pas kita keluar sekolah gue tanggung jawabnya. Gak lama kok 2 tahun lagi."

"Kok masih lama sih?" Tanya Bulan kesal.

Sedangkan Alvira dan Rival tertawa bersama menertawai kepolosan Bulan.

"Lo mau sekarang?"

Bulan mengangguk kembali.

Tawa tim penertawa makin menggelegar.

"Lo mah gak sabaran. Sekarang beli eskrim aja ya?" Tanya Bintang dengan berjalan ke meja Bulan.

"Ya udah, eskrim coklat tapi ya?" Ucap Bulan dengan mengedip-ngedipkan matanya.

Kedipan tersebut membuat Bintang menutup matanya." Lo jangan kedip-kedip nanti Kaivan suka lagi. Mau tanggung jawab lo?"

Gadis itu menggeleng, lalu melepaskan tangan Bintang secara paksa.

"Beli ekskrimnya istirahat kedua ya?"

Bulan hanya mengangguk.

"Lan, lo mau aja dimodusin Bintang?" Tanya Kaivan.

Bulan menoleh tanpa berkata.

"Modus dari mana? Lo tuh nethink mulu." Ucap Bintang.

"Lo sih, kalau ngomong sama Bulan tuh suka nyubit, ngelus rambut sama pegang tangannya lah. Lalu contoh yang seperti itu disebut apa kalau bukan modus?" Kaivan memberi pertanyaan kembali.

"Itu tuh namanya tanda sayang." Celetuk Bintang.

"Terserah lo setan!"

Setelah perdebatan Bintang kembali ke tempat duduknya. Meninggalkan Bulan yang sedang tak sabaran menantikan eskrim kesukaan.


Kira-kira gimana kisah perjalanan mereka ya?
Makanya baca terus ya!😄
Jangan lupa tinggalkan jejak kawan😋.
Berupa like dan comment-an🙏

Sekian,

Araa

Penghuni MalamWhere stories live. Discover now