Candaan Nyata

50 18 5
                                    

Seperti biasa gadis cantik dengan wajah cueknya memasuki area sekolah tepat pukul 07.10 yang menandakan ia telat. Namun, disekolahnya memberi keringanan yang harusnya masuk pukul 07.00 diberi perpanjangan waktu 10 menit. Apabila siswa tersebut datang ke sekolah lebih dari perpanjangan waktu yang diberikan maka siswa tersebut mendapat hukuman.

Ia mengedarkan pandangan karena sebuah mata seperti menatap ke arahnya. Ketika melihat ke sebelah kanan keningnya berkerut. Bintang sedang berjalan ke arahnya dengan senyum yang membuat kaum hawa terpana. Sementara Bulan diam menunggu kedatangan Bintang.

Saat jarak mereka terpaut dekat. Bintang menarik lengan Bulan.

"Tang, ini udah masuk kan?" Tanya Bulan pada lelaki yang kini sedang menariknya.

"Lo kan suka telat, artinya udah masuk sayang."

Kening gadis tersebut makin berkerut. Kalau sudah masuk mengapa Bintang membawa dia ke area taman. Apakah tak ada guru di kelas?

Sekeliling mereka masih ramai. Entah apa yang orang-orang lakukan di taman saat bunyi perang sudah dikumandangkan. Lalu ada apa dengan Bintang sekarang?

"Duduk Lan!" suara memerintah dari Bintang.

"Lo gak duduk?" tanya bulan keheranan.

"Gak sayang. Abang kan mau kasih sesuatu buat Bulan tersayang."

Mata gadis di depan Bintang menajam. Gadis itu tak habis pikir dengan jalan pikiran lelaki di depan. Apakah ia tak malu? Sekarang mereka jadi pusat perhatian siswa siswi yang berada di kiri dan kanan.

"Lo kenapa melotot sih yang?"

"Malu lah Tang, lihat kiri dan kanan lo!"

Bintang pun menengok ke arah kanan dan kirinya. Ternyata ada beberapa siswa dan siswi memperhatikan mereka. Kemudian ia berkata. "Lo pada kenapa ngelihat kita? Gak pernah dipanggil sayang ya?"

Mereka yang mendengar perkataan Bintang pun kesal dan memalingkan arah pandangan.

"Masih malu?"

Bulan menggeleng dengan senyuman. Si Bintang memang the best lah kalau soal nyinggung orang.

"Kasih satu tangan lo!" kata Bintang secara tiba-tiba.

Bulan memberi tangannya. Ketika tangannya sudah terulur Bintang merogoh saku di seragamnya dan keluar barang berwarna baby blue kesukaan Bulan. Barang itu adalah jam. Lelaki tersebut memakaikan barang tersebut dengan santai sampai selesai.

"Yes, jamnya cocok di lo. Untung gue bilang ke tokonya biar dikasih bolong 2 atau 3. Soalnya tangan lo kecil sih Yang."

Mata Bulan melebar mendengar penjelasan Bintang." Tang lo gak panas kan?" Tangan sang penanya menempel pada dahi Bintang.

"Gak lah. Kemarin lo minta beli nih barang sama gue kan?"

"Tapi gue cuma bercanda sayang."

"Semua yang keluar dari mulut lo berupa permintaan gak pernah gue anggap candaan." Ucap lelaki itu dengan serius.

Bulan mengerutkan kening.

"Udahlah jangan sok mikir! Terima aja."

Bulan mengngangguk. Lalu, tersenyum melengkung pada lelaki di depannya seraya berkata." Makasih Bintang sayang."

Bulan memang jarang tersenyum tulus ia hanya tersenyum pura-pura atau menarik garis lengkung sekenannya. Hanya Bintang dan Alvira yang tahu senyum Bulan sepenuhnya. Sedangkan, Kaivan dan Zharifa kadang kecipratan melihat senyumnya.

Pemandangan gadis itu tersenyum merupakan hal menggemparkan bagi siswa SMA Super Mega. Lihat saja sekarang para siswa menganga dan tertegun melihat senyum gadis dengan julukan cueknya.

Bintang yang gemas pun mengkup pipi gadis yang sedang bahagia." Lo jangan senyum nanti makin banyak yang suka. Lihat sekitar lo mereka pada buka mulut gegara senyum lo."

Bulan mengedarkan pandangan ternyata ucapan lelaki itu benar. Ia pun menghentikan senyuman. Sehingga para penonton bubar.

"Boleh peluk Bintang gak?" Tanya gadis itu

"Gak boleh nanti gue ketagihan." Jawab Bintang.

Gadis itu cemberut. Membuat lelaki tersebut membuka suaranya kembali." Lan jangan cemberut dong. Lo tahu? Pegang pipi sama tangan lo aja udah buat gue terbiasa, apalagi pelukan. Tiap detik gue peluk lo dan jadi kebiasaan. Mau lo?"

Gadis yang cemberut pun kembali dengan wajah cueknya lalu menggeleng.

"Jawab apa Bulan?"

Bagaikan anak TK sedang di beri pelajaran Bulan menjawab."Gak sayang."

"Pinter. Ayo kita ke kelas!"

Bintang pun menggenggam tangan Bulan menuju area kelas mereka. Saat perjalanan ke sana gadis cuek berkata." Tang, katanya pegangan buat lo nanti jadi kebiasaan, kenapa masih dilakuin?"

"Ya gimana, tangan lo sih nakal! Melambai mulu ke gue, minta di gapai."

"Serah lo, setan."

"Apa sayang?"

Bulan hanya tersenyum dan menggeleng.

"Jangan senyum!"

Gadis itu pun cemberut.

"Jangan cemberut!"

Gadis cuek memutuskan untuk memakai topeng cueknya kembali.

Serba salah mulu gue dimata si Tatang, batin Bulan bersuara.



Araa update lagi nihh😄
Semoga kalian makin suka
Jangan lupa like sama commentnya yaa😍

Tertanda

Araaa

Penghuni MalamWhere stories live. Discover now