Cemburu

11 3 3
                                    

Ada apa dengan orang disekitarnya? Mereka berubah-ubah sesuai dengan sendirinya. Bahkan saat sekarang Bulan merasa dikelabui oleh berbagai topeng dari mereka.

Seperti sekarang, Bintang menarik lengannya secara paksa. Sehingga membuat Bulan terpaksa ditariknya.

Ia aneh dengan kelakuan Bintang saat ini. Kemarin-kemarin lelaki itu tidak mau disentuh oleh Bulan. Sekarang, dia yang menyentuhnya.

Saat menuju sebuah taman dekat dengan sekolahan. Bintang menghentikan langkahnya disebuah kursi panjang. Sehingga membuat Bulan juga terhenti.

Mereka terduduk disana.

"Lo makin ganjen ya?"

Apa yang Bintang katakan hanya membuat Bulan sakit. Jadi Bulan hanya mendengar lalu membuang, suara yang ia tangkap sekarang.

"Lo gak punya mulut?"

Jelaskan? Hanya akan menyakiti hati Bulan. Padahal gadis itu mempunyai mulut dan terlihat oleh Bintang. Tapi mengapa lelaki itu bertanya tentang hal yang aneh didengar.

"Kenapa rambut lo diacak Kaivan?"

"Gak tahu." Ia berucap dengan cuek. Bulan mencoba untuk cuek pada Bintang. Siapa suruh lelaki itu menyakiti hatinya?

"Maksud gue, apa alasan lo kemarin berduaan sama Kaivan?"

"Sayang,"

Bulan bisa melihat mata Bintang melebar. Membuat gadis itu senang. Lelaki disampingnya terlihat menggemaskan.

"Dengan mudahnya lo bilang sayang sama Kaivan?!"

Ada apa dengan Bintang? Sepertinya Bulan harus membuat sebuah film dengan judul seperti itu sekarang.

"Lo berduaan sama Zharifa."

Ia mengacak rambutnya kesal."Gue lagi bahas lo sama Kaivan, bukan gue sama Zharifa."

"Gue gak pernah ikut campur urusan lo sama Zharifa. Kenapa lo urusin tentang gue?" Nadanya masih sama.

"G-gu-gue"

Sungguh lucu bagi Bulan melihat Bintangnya tergagap. Ia ingin tertawa tapi tak bisa. Ia sedang memerankan drama.

"Lo suka sama gue." Potong Bulan.

Mulut dan matanya terbuka."Gue suka?"

"Iya. Gue juga suka suka sama lo." Jawab gadis itu santai.

Perkataan Bulan membuat Bintang tidak bisa diam. Lelaki itu mengalihkan pandangan ke lain arah. Tangannya saling menggengam. Entah apa yang ia rasakan.

"Lo mau jadi pacar gue?"

Tolong! Ini bukanlah sebuah kisah pangeran dan puteri kerajaan. Kalian jangan berharap yang mengajak berpacaran itu Bintang. Karena pada kenyataanya, Bulan yang mengatakan.

Entah apa yang sedang Bulan lakukan. Ia mengajak lelaki itu berpacaran. Bukan ia yang diajak oleh lelaki itu.

Bintang. Lelaki itu sekarang terdiam mencerna perkataan Bulan. Tubuhnya terdiam. Mulutnya terkunci dalam.

"Bercanda,"

Sebuah kata tersebut membuat hilang kata diam dalam diri Bintang.

"Udah tahu."

Bulan bersikap layaknya pemeran. Mengikuti alur permainan.

"Terus kenapa lo diem tadi?"

"Karena gue mau."

Alasan apa ini?! Ia baru mendengar alasan seperti tadi. Seorang Bintang diam karena diajak berpacaran. Apakah diamnya berarti karena keinginan?

"Kalau gitu,"

Bulan mendekatkan wajahnya pada wajah Bintang. Membuat lelaki itu mundur.

"Kenapa lo mundur?" Tanyanya.

"Karena mau."

"Bukan untuk menghindar?"

Bintang pun pergi. Mungkin kembali ke sekolah. Entahlah Bulan tidak tahu.

"Lucu,"

Gadis itu pun pergi mencari angkutan umum untuk pulang.













Bulan nembak Bintang nih😄

Meninggal gak ya si Bintang?


Auto ditampar pembaca🤣

Penghuni MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang