Pacarnya Bulan

15 6 3
                                    

Sudah 2 hari sejak kejadian Galang yang menjadi murid pindahan menggemparkan pikiran juga hati Bulan. Hatinya sampai sekarang masih berdetak kencang tak tahu masih cinta atau canggung saja. Ia tak tahu.

Dan sejak 2 hari itu Bintang tidak masuk sekolah katanya dia izin ada urusan keluarga keluar kota. Jadi Bulan bersyukur tidak ada yang merecokinya. Lalu, bertanya siapa itu Galang dengan membabi buta.

Lalu hari ini, Bintang bersekolah kembali. Gadis cuek itu mendapat pesan dari Bintang sejak malam dan menyuruh dirinya datang pagi tak telat seperti sebelumnya. Bulan menolak, telat adalah kebiasaannya. Tapi, Bintang bilang akan memberinya ice cream rasa mangga sepulang sekolah. Menyogok Bulan untuk kebaikan tak apa kan?

Bulan sudah duduk manis di kursinya 2 menit lagi bel akan berbunyi. Bintang yang menyuruh ia datang pagi belum sampai ke kelas. Ia tipe lelaki yang sudah datang dari tadi tapi mampir kesana kemari. Makanya Bulan tidak menaruh rasa kepada Bintang saat diberi candaan.

Menunggu itu memang melelahkan. Sungguh menyiksa diri dengan ketidakpastian. Ah, melelahkan.

Beberapa menit sesudah bel berbunyi. Lelaki yang ditunggu pun datang. Dengan suara menggelegar.

"Sayang, Bintang datang!"

Semua mata menatap malas kepada Bintang. Bagaimana tidak baru mau beranjak 3 bulan. Mereka sudah mengenal sifat Bintang yang bertingkah layaknya orang pacaran terhadap Bulan.

Sedangkan si murid baru, menatap Bintang dengan penuh tanya. Siapa yang disebut sayang olehnya? Lelaki yang dilihatnya berlari lalu berhenti di belakang meja yang ditempatinya saat ini. Lalu keningnya berkerut apakah dia pacar Bulan?

"Maaf, ya tadi gue mampir sana sini so--"

"Udah tahu."

Bintang memulai kebiasaannya lagi, mengacak rambut Bulan." Dengerin gue dulu. Tadi, gue tuh sedih gak ketemu gebetan."

Kening gadis cuek itu berlipat."Terus apa urusannya sama mampir?"

"Gak ada. Gue kira lo gak bakal nepatin janji datang pagi. Ya udah gue mampir sana sini, siapa tahu dapet bidadari, eh malah dapet cabe yang sering nyangkut di gigi." Ocehnya pada Bulan.

"Kasihan banget sayangnya Bulan, udah kayak banci di Thailand." Sekarang giliran Bulan yang mengacak rambutnya.

Galang yang tadinya terfokus pada layar handphonenya, kini berbalik badan karena tutur kata yang keluar dari mulut Bulan.

Bintang yang sadar akan gerakan orang di depan, menoleh dan bertanya. "Lo siapa?"

"Gue Galang pacarnya Bulan."

Bintang menaikan satu alisnya."Lo pacarnya Bulan?"

"Iya kan Lan?" Tanya Galang pada gadis di disamping Bintang.

Bulan menggeleng dengan raut muka berubah keruh.

"Sayang, aku punya coklat oreo. Kamu mau gak?" Tanya Bintang mengalihkan pembicaraan ketika melihat wajah kesal Bulan.

Bulan mengangguk dengan senyuman mengembang yang membuat tangan Bintang segera menghalangi senyum milik gadis yang ditanya dengan tangan yang besar menutup alat yang membuat senyuman.

Galang yang melihat interaksi mereka pun pusing. Mereka sebenarnya memiliki hubungan apa? Lalu, mengapa raut wajah Bulan kesal terhadapnya.

Bintang pun memberikan isyarat agar senyum gadis cuek itu tidak mengembang kembali. Lalu, ia membuka tas dan mengeluarkan sebuah coklat. Kemudian memberikan coklat tersebut pada Bulan.

Sebelum menerimanya Bulan bertanya." Ini dari fans lo atau beli?"

"Ya, beli lah. Gue gak kayak lo, tiap dikasih barang bukannya diterima malah dibuang ke gue. Jahat gak?" Ucap Bintang tak terima dengan pertanyaan Bulan.

"Gak lah."

"Lo jahat." Kini telunjuk Bintang mengarah pada wajah Bulan.

"Gak sayang." Jawab gadis itu kembali.

Bintang mendekatkan tangannya ke wajah Bulan. Bersiap-siap untuk mencubit pipinya. Namun, usahanya gagal oleh suara seseorang mengurungkan.

"Bintang, lo menjauh dari Bulan gak?!" Suara Alvira terdengar bersama buku yang jatuh tepat di muka Bintang.






Libur telah tiba
Libur telah tiba
Aku suntuk di rumah😆

Eits, Araa updet nihh😄
Selamat membaca😋
Jangan lupa like, comment ya😄

Bye,

Araa

Penghuni MalamWhere stories live. Discover now