Cewek Kadal

17 5 1
                                    

Hari ini Bulan diantar pulang oleh Langit. Memang sih diantar oleh Langit sudah biasa. Namun, penuturan seseorang membuat hari ini luar biasa.

Bukan Bintang juga Kaivan yang membuatnya kesal. Bukan Alvira dengan tingkah cerobohnya, bukan juga dengan Zhafira dengan sifatnya.

Ia kesal pada seseorang yang pergi lalu datang ke kehidupnya. Membuat hidupnya yang biasa menjadi bermakna dan hidupnya yang bermakna menjadi tak berwarna.

Di depannya kini, berdiri seorang lelaki. Dia Galang. Ia sedang berbicara pada Bulan, seolah tahu pada semua.

"La, lo berubah ya?"

"Berubah jadi transformer gitu?" Jawab Bulan asal-asalan.

"Lo tuh sekarang udah besar ya?" Tanya Galang sarkas.

"Hm,"

"Kemarin, dikelas lo sayang-sayangan sama si Bintang. Sekarang pulang berduaan sama Langit. Lo mau jadi kadal?"

Bulan memutar matanya malas menanggapi sifat sok tahu si murid baru. Sedangkan Langit menatap cowok yang diketahui pernah mejadi cinta pertama bagi gadis disampingnya.

"Lo tuh orang baru. Gak usah sok tahu." Gadis itu mendorong bahu Galang pelan.

"Gue orang baru? Gue udah kenal lo 3 tahun Lala." Jawabnya.

"Tapi, lo gak tahu kehidupan gue setelah 3 tahun berlalu kan? Gak usah ngecap gue cewek kadal. Lo gak tahu apa-apa dari 1 tahun belakang." Ada perubahan dari nada yang tadinya ketus menjadi dingin.

Langit pusing akan perdebatan manusia di masa lampaunya ini. Mereka biasanya akrab lebih dari hubungan dirinya dan Bulan. Langit tahu Galang kembali, yang dia tak tahu adalah kebersamaan mereka yang tak seperti dulu lagi.

"Lo tuh jauh dari gambaran gue tentang lo di masa depan."

"Lo bukan siapa-siapa gue yang bisa menggambarkan masa depan tentang Bulan."

Atmosfer yang dirasakan Langit sangat dingin sekarang. Berani-beraninya Galang mengusik singa betina dengan sebutan kadal.

"Gue sahabat lo Lala."

Sahabat kok saling jatuh cinta, batin Langit berkata.

"Emang gue anggap lo sahabat?" Gadis itu tersenyum sinis.

"Lo berubah." Ucapnya dengan nada tak percaya.

"Gue gak berubah. Gue tetep jadi Bulan dengan sifat cueknya."

Gadis dengan sifat cuek tersebut menarik lengan Langit mengajaknya pulang. Meninggalkan Galang yang tak mengerti dengan Bulan yang dikenalnya sekarang.

Gadis itu sekarang sudah berada di atas motor yang sedang dijalankan oleh Langit. Ia memeluk tas Langit menumpahkan kekecewaan disana.

"Lala, gue suka sama lo."

"Hah?" Mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Galang membuat pikirannya buyar.

"Gue tuh lagi nembak lo. Terima atau gak?"

"Maaf gak bisa, bukannya gue gak suka sama lo. Tapi, kita masih kecil belum mengerti cinta sesungguhnya."

Galang pun hanya tersenyum, lalu memberikan bunga yang ada di tangannya. Bulan menerima bunga tersebut dengan senyum mengembang.

"Makasih Gal." Senyumnya tak pernah terbenam.

"Gue seneng kok, lo suka sama gue meskipun nolak gue."

Dua minggu setelahnya tersebar kabar bahwa Galang mengajak pacaran pada seseorang dan orang tersebut menerima ajakannya. Artinya Galang berstatus berpacaran dengan dia.

Hati Bulan terasa berdenyut sakit bersamaan dengan tangis yang keluar bersama diam. Dia pikir Galang akan tetap suka padanya walau tanpa ikatan bernama pacaran. Tapi, lelaki itu malah menjalin ikatan dengan seseorang.

Kisah tersebut berputar bersama dengan kekecewaan yang dirasakan olehnya sekarang.

Ya, sekarang.





Hola, Arra datang lagi😉
Cuma mau ngasih tau nih
Jangan lupa like, sama comment itu aja♥️



Bye,

Araa😢


Penghuni MalamWhere stories live. Discover now