Bagian Gelap

9 5 0
                                    

Ia tak pernah menyalahkan cinta. Ia hanya kecewa. Ia sakit sebelum terjatuh kembali. Ia ingin bangkit. Melupakan kejadian hangat yang menghampiri.

Hatinya yang dingin makin mendingin. Sang mentari tak dapat menghangatkannya siang ini. Ia kecewa suhu di Bulan kini angkanya makin memurun.

Bulan tak percaya apa yang dilihatnya saat ini. Lelaki itu berkata bahwa ia masih jatuh pada hati yang lalu. Tapi apa yang dilihatnya saat ini menjabarkan sesuatu.

Bahwa pernyataan tersebut hanya bohong belaka. Hanya menaikan suhu di tubuhnya. Bukan untuk membuat raut mukanya berubah. Ia termakan semua katanya.

Bulan bukan berharap, hanya saja apakah ia pantas berbohong atas sebuah rasa yang terjerat lama?

Bintang pun sama. Tak menyangka bahwa kejadian ini menimpa seorang gadis cuek seperti Bulan. Sungguh. Gadis itu tak menangis tapi ia tersenyum sinis. Bintang tak mengerti ketika saat dia membentak Bulan menangis. Saat ini, hatinya teriris gadis itu tak menangis.

Mereka masih menatap lelaki yang membuat Bulan dalam keabuan.

Dia Galang bersama seorang perempuan. Mungkin pacar atau selingkuhan, karena banyak kemungkinan.

"Lo lihat gak kemarin, gue ngomong sama Bulan?" Tanyanya.

Bulan masih bisa mendengar. Posisi mereka sekarang berada ditaman. Mereka tepat berada di samping Galang dengan posisi menghadap ke lain arah.

"Lihatlah! Lo hebat. Seorang Bulan yang cuek bisa ditaklukkan oleh lo."

"Gue bangga bisa buat gadis kicep tiba-tiba. Lo tahu alasannya?"

Gadis yang ditanya Galang menggeleng.

"Dia udah buat gue sakit selama ini. Dia udah buat gue terluka sama yang namanya cinta. Di saat gue membuat dia terluka, dia gak terluka. Padahal katanya dia cinta."

"Lo masih suka sama Bulan?"

"Lo pikir gue masih suka?"

"Pastilah dia kan cantik meskipun cuek kek bebek."

"Lo tuh gak peka ya, gue tuh gak cinta sama dia."

Gadis itu mengerjapkan matanya.

Sedangkan Bulan melebarkan mata tak percaya. Jadi selama ini dia datang hanya untuk membuat luka bukan bahagia? Tega.

"Sekarang, gue mau buat Bulan jatuh cinta sendiri. Ngerasain apa yang gue rasain dulu. Dia tuh udah keterlaluan kalau dibiarin. Biar dia tahu bahwa cinta itu gak main-main." Ucap Galang kembali.

Bintang melirik Bulan sekilas. Gadis itu terdiam bukan untuk menangis. Mungkin ia sedang berpikir apakah ia telah menyakiti perasaan orang-orang terdekat tanpa melihat. Apakah sikap dia begitu menyakiti hati semua orang? Mungkin itu yang sedang gadis itu pikirkan.

"Tang, lo sakit hati gak sama gue?" Bisiknya pada orang yang biasa ia panggil Tang.

"Gak. Gue mah orangnya gak baperan." Balas lelaki itu dengan berbisik.

Bulan memperhatikan Galang kembali.

"Lo jahat Lang!"

"Gue memang jahat." Ucap Galang tak menyangkal.

"Gue benci sama lo. Gak mau lagi temenan sama lo!" Seru gadis itu.

"Ya udah pergi." Terdengar suara yang tadinya kejam berubah menjadi dingin.

Perempuan yang bersama Galang pun pergi.

Membuat Bulan mengeluarkan suara dinginnya. "Ternyata lo kegelapan bukan keabuan. Jangan mimpi jadi bagian terang."

Galang mematung apakah ia salah dengar. Suara itu adalah milik Bulan. Ia mengedarkan pandangan. Menatap Bulan dan Bintang yang sedang bersisian.

"Hai Gal-ang," Ucap Bintang dengan senyum miringnya.

Bulan pergi setelah dirasa cukup mengatakan 2 kalimat barusan, Bintang mengikutinya. Meninggalkan Galang dengan beberapa kesalahan.
















Tega kau Mas Galang tega!😢

Untung Bulan kuat ya gak?

Jahat banget kan?

Iya kan?

Iyain😡

Jawab gak?!💥

Penghuni MalamWhere stories live. Discover now