Part 14

7K 222 20
                                    

"Salsha!!! " Karel berteriak di pintu kamar Salsha saat melihat siapa yang tengah tidur nyenyak di atas kasur.

Karena tidak mendapat respon apapun dari orang yang dipanggilnya tadi. Karel berjalan kearah orang tersebut, lalu berniat menyeretnya agar turun dari kasur empuknya.

"Woi kebo bangun! " teriak Karel. Sebenarnya dia sangat ingin melakukan apa yang ada dibenaknya tadi, tapi dia urungkan karena makhluk yang ada dihadapannya ini adalah sahabatnya.

Salsha masih saja asyik dengan tidurnya. Bahkan suara teriakan Karel yang kencengnya bukan main dia tidak mendengarnya.

"Sal, bangun gak? Gak bangun gue siram nih! " ancam Karel, tapi masih tak digubris oleh Salsha.

"Salshabilla Adriani!!! " kali ini Karel menaikkan suaranya sebanyak 3 oktaf.

Salsha terkejut bukan main, bahkan Salsha sampai turun dari kasurnya. Matanya saja belum terbuka sempurna, karena itu Salsha hampir menabrak Karel yang ada disebelahnya. Untung Karel cepat menghindar kalau tidak, sudah dipastikan mereka akan mencium lantai bersama.

Salsha masih berdiri dan mengembalikan kesadarannya. Hampir sepuluh menit Salsha berdiri hanya untuk mengembalikan kesadarannya.

Setelah merasa dia sudah kembali ke dunia aslinya Salsha melihat ke arah Karel yang ada di depannya. Karel juga melihat ke arah Salsha tapi bedanya, Karel menatap Salsha dengan heran. Tumben sekali Salsha diam jika dikejutkan, biasanya juga marah-marah kayak singa.

"Karel lo kan yang teriak barusan?! Ngaku gak lo!!! " Baru saja dibicarakan, kini sudah muncul sifat asli Salsha. Padahal Karel sudah mengira jika Salsha tidak akan marah kepadanya, tapi nyatanya? jauh dari yang diperkirakan.

Karel segera menjauh dari hadapan Salsha. "Eh Sal, kok lo sih yang marah sama gue? " ucap Karel yang masih menjauhi Salsha.

"Lo yang salah! " jawab Salsha masih emosi dengan Karel. Kepalanya pusing akibat terkejut dengan suara toa Karel.

"Eh! Dimana-mana juga lo yang salah. Katanya minta anterin beli kuota, ini malah molor. Dibangunin gak bangun-bangun pas bangun marah-marah. Emang sengklek ya lo Salah, " Karel menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kuota? " ucap Salsha lirih. Setelah beberapa detik akhirnya Salsha ingat apa yang terjadi, "Ya ampun! gue lupa. Karel, tunggu di luar ya. " Salsha segera mendorong tubuh Karel agar ke luar dari kamarnya.

Karel sempat memberontak saat tubuhnya didorong paksa. Tapi itu semua hanya berakhir dengan Salsha yang mencubit Karel.

"Kenapa lagi gue diusir? " tanya Karel lesu, sedangkan Salsha hanya menyengir kuda.

"Gue mau ganti baju dulu Karel jelek, " jawab Salsha dan menutup pintu kamarnya dengan cepat, sampai seperti membanting.

Karel mengelus dadanya karena terkejut. Setelahnya Karel memilih turun dan menunggu di bawah. Remaja tampan itu pun duduk di salah satu kursi yang ada di ruang tamu.

Setelah hampir sepuluh menit menunggu Salsha, yang ditunggu pun akhirnya datang. "Lama banget sih, " celetuk Karel.

"Lama dari mana, udah ah ayok! " Salsha menarik lengan Karel agar si empunya segera berdiri.

"Iya-iya, " ucap Karel lalu berdiri mengikuti Salsha yang sudah tidak sabar.

Salsha menutup pintu gerbang rumahnya, lalu Salsha menyusul Karel yang sudah siap di atas motor kesayangannya. Remaja cantik itu lalu naik ke atas motor Karel dengan tidak sabar.

"Udah? " tanya Karel dan melihat ke arah Salsha.

"Udah, ayo jalan! " Salsha menjawab dengan cepat karena sudah tidak sabar dapat traktiran kuota gratis oleh Karel.

FRIENDZONEWhere stories live. Discover now