Part 21

6.1K 228 17
                                    

Aku Update!!!
Kalau ada typo tolong tandain ya
Bonus pict Salsha
💐Happy Reading💐












Salsha bingung harus melakukan apa, hatinya mengatakan harus menemui Iqbaal dan mengatakan alasan sebenarnya. Tapi, tubuhnya bergerak selainnya. Bukannya menemui Iqbaal, Salsha lebih memilih menaiki angkutan umum yang sudah berhenti tepat di hadapannya.

Saat ingin melangkah mendekati mobil putih yang akan mengatarnya menuju gang komplek perumahannya. Salsha berhenti saat suara berat seseorang memanggil namanya.

"Salsha."

Yang dipanggil hanya melihat ke belakang, dan terlihatlah seorang remaja laki-laki bertubuh jangkung tengah menatapnya tanpa ekspresi. "Apa?" tanya Salsha dengan alis yang bertaut.

Iqbaal hanya diam tak menjawab pertanyaan Salsha. Seolah menyuruh Salsha untuk menghampirinya. Namun suara sopir angkot memecah keheningan di antara mereka berdua.

"Jadi naik gak Neng?" tanya sopir angkot itu mulai bosan menunggu Salsha yang tak kunjung naik.

"Gak, " jawab Iqbaal cepat.

Sopir angkot tersebut hanya menghembuskan napas kasar, lalu melajukan kembali mobil putihnya. Karena penumpang yang lain sudah ngomel, akibat terlalu panas. Sebab, AC yang dipakai merupakan AC alami angkutan umum di Indonesia bukan AC made in China.

Salsha menghampiri Iqbaal yang berdiri dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. Iqbaal masih menatap Salsha tanpa ekspresi, tapi Iqbaal terus memperhatikan setiap gerak-gerik Salsha.

"Kenapa?" tanya Salsha saat tiba dihadapan Iqbaal.

"Kenapa naik angkot?" kata Iqbaal, tapi masih dengan wajah tanpa ekspresi.

"Mau balik lah," jawab Salsha sedikit kesal. Pertanyaan tidak bermutu seperti itu harusnya tidak perlu di jawab. Berhubung Salsha sadar siapa orang yang tengah ia ajak bicara sekarang, ia menjawab saja pertanyaan tidak bermutu itu.

"Ikut gue."

Salsha mengerutkan keningnya, namun tetap mengikuti setiap langkah remaja laki-laki di depannya. Langkah demi langkah mengantarkan mereka berdua di halaman parkir sekolah. Gadis berambut sepunggung itu ikut berhenti saat laki-laki di depannya berhenti. Di hadapnnya sekarang terlihat sebuah motor sport berwarna merah.

Iqbaal menaiki motornya, lalu memakai helm full face miliknya. "Naik," kata Iqbaal singkat.

Salsha menggeleng menolak permintaan Iqbaal. Sedangkan Iqbaal tengah menahan emosinya, sedari tadi Salsha sudah membuat emosinya naik.

"Naik," kata Iqbaal dengan penuh penekanan.

"Iya."

Salsha akhirnya menaiki motor merah di hadapnnya. Lalu duduk dengan tidak nyaman di belakang Iqbaal. Setelah memastikan Salsha sudah naik, Iqbaal segera melajukan kuda besinya.

Tidak ada yang buka suara sejak tadi. Perjalanan mereka dipenuhi dengan suara kendaraan lain dan angin. Dapat dilihat dari awan yang sudah berubah warna menjadi abu-abu dan angin yang semakin kencang, bahwa sebentar lagi akan turun hujan.

"Baal kita mau ke mana?" akhirnya Salsha buka suara saat Iqbaal belok ke arah lain, bukan ke arah rumahnya.

"Gue mau ngambil gitar bentar."

Salsha tidak terlalu mendengar suara Iqbaal, tapi ia mendengar sebuah kata yang membuat hatinya berdesir. Tanpa dapat Salsha cegah, bibirnya terangkat karenanya.

FRIENDZONEWhere stories live. Discover now