Part 28

5.7K 221 31
                                    

I am Back!!!

Jangan Jadi SILENT READERS yaaa:')

Saling menghargai, ok?

Bonus pict Salsha

🌷HAPPY READING🌷








"Ngelamun aja Baal," Kiki menepuk pundak Iqbaal pelan.

"Lo kemarin kenapa telat Baal?"

Iqbaal menatap Kiki yang masih menanti jawaban darinya. Sebelumnya Iqbaal memang tidak pernah terlambat soal bandnya. Tapi karena kemarin malam dia berurusan sebentar dengan Salsha membuatnya terlambat beberapa menit.

"Biar gue tebak! pasti ada sangkut pautnya sama Salsha?" tebak Aldy tepat sasaran.

"Bener Baal?" tanya Kiki memastikan.

"Iya," kata Iqbaal singkat.

"Jiahhh... yang udah jadi bucin."

Kiki dan Aldy menertawakan Iqbaal. Karena sebelumnya Iqbaal tidak pernah dekat dengan seorang wanita. Kecuali bundanya,.Lysa dan Kiki yakin Iqbaal malas mengingatnya.

"Enggak," bela Iqbaal tak terima dirinya menjadi bahan olok-olokkan kedua temannya.

"Lo suka ya sama Salsha?" tanya Aldy penasaran.

"Enggak," jawab Iqbaal santai, kelewat santai malah.

Iqbaal bahkan tidak pernah memikirkan hal semacam itu sebelumnya. Di pikiran Iqbaal tidak ada tujuan menjadikan seorang kekasih. Yang ada, Iqbaal hanya ingin dia dan Salsha lebih akrab. Agar mereka lebih mudah menjadi partner  dalam mengurus organisasi sekolah.

"Jujur aja Baal." Kini giliran Kiki yang menggoda Iqbaal. Sepertinya kedua temannya itu sangat suka menjodoh-jodohkan Iqbaal dengan Salsha.

Memang apa salahnya berteman? tidak akan membuat rugi kan? Kenapa semuanya seolah mendeskripsikan jika ada dua orang remaja lawan jenis sering bersama berarti mereka saling suka.

Padahal semua tidak selalu soal suka ataupun cinta. Bisa jadi bentuk kecocokan dalam pemikiran. Sehingga membuat keduanya berteman. Bukan berarti satu pemikiran itu berpacaran.

Iqbaal bahkan tidak pernah berpikir bahwa dia akan berpacaran sekarang. Tapi Iqbaal tidak ingin munafik dengan menolak pacaran. Buakankah rasa suka itu manusiawi?

"Jujur apa?" tanya Iqbaal menatap Kiki dengan satu alis terangkat.

"Lo suka sama Salsha."

"Mau berapa kali gue bilang? gue gak suka." Iqbaal mendengus, bosan dengan pertanyaan seperti itu.

"Bukan enggak, tapi belum."

Iqbaal tidak menanggapi ucapan Aldy barusan, tidak ada gunanya. Remaja laki-laki itu mengambil kaca mata bulatnya, lalu membaca buku yang baru dia beli kemarin.

"Gak bosen apa Baal baca buku terus?" tanya Aldy yang nampak bosan melihat Iqbaal selalu membaca buku-buku tebal.

"Lumayan," jawab Iqbaal tanpa melihat Aldy.

"Masih kepaksa ya Baal?"

Kiki menatap Iqbaal prihatin. Bagaimanapun ini bukan tujuan hidup Iqbaal. Dia seperti ini hanya karena sebuah keterpaksaan.

"Gak juga." Masih sama, Iqbaal menjawab pertanyaan Kiki dengan santai.

Tidak mau memperpanjang pembicaraan. Karena itu, sebisa mungkin Iqbaal menjawab pertanyaan dari kedua temannya dengan kata-kata yang tidak mencurigakan.

FRIENDZONEOù les histoires vivent. Découvrez maintenant