Part 35

5.9K 191 44
                                    

"Kadang-kadang hal tak terduga hadir di hidupku. Seperti malam ini, kamu datang ke rumahku dan menjemputku untuk bertemu dengan bundamu. Sungguh malam yang sangat aku tunggu."

🌷HAPPY READING🌷

Salsha berbaring di atas kasurnya. Dia baru saja mandi. Tidak ada niatan untuk makan di dalam dirinya. Biasanya jam-jam segini dia lapar.

Tadi sore, Salsha bertemu Iqbaal. Laki-laki itu mengantarnnya pulang, padahal Salsha sudah bilang tidak usah.

Yang membuat Salsha bingung, kenapa laki-laki itu ada di sana. Apa yang terjadi dengan Iqbaal sampai laki-laki itu harus pergi ke rumah sakit.

Tapi, jika melihat kondisi Iqbaal. Remaja itu terlihat biasa-biasa saja. Bahkan cenderung terlihat sehat. Hanya saja keadaannya yang sedikit berantakan.

Salsha benar-benar bingung. Ada rasa khawatir di hatinya saat melihat Iqbaal yang sedikit murung.

Apa Salsha harus menelpon Iqbaal demi menanyakan kondisinya? Salsha rasa itu tidak perlu tapi dia benar-benar penasaran.

Setelah meyakinkan dirinya, gadis itu bangun dan mengambil ponselnya yang ada di meja belajar. Mencari kontak bernama Iqbaal. Lalu menelponnya.

Masih ada ragu di dalam hatinya. Namun semua itu seakan musnah saat Salsha sadar bahwa sambungan telpon kini sudah terhubung.

Sekitar tiga puluh detik berlalu, akhirnya sambungan itu dijawab oleh Iqbaal. Detik itu juga Salsha kehilangan kata-katanya.

"Hallo?" kata Iqbaal di seberang sana.

Seperti baru tersadar dari sesuatu. Lalu Salsha menyapa seseorang di seberang sana.

"Halo Baal," kata Salsha sedikit ragu.

"Kenapa Sal?" tanya Iqbaal.

"Eh, enggak kok." Rasanya Salsha ingin mematikan sambungan telpon ini secepatnya, dia benar-benar kehilangan kata-kata.

"Cuma mau bilang makasih soal tadi," akhirnya setelah mengumpulkan keberanian Salsha pun mengucapkan hal yang sedari tadi dia tahan.

"Soal apa?" kata Iqbaal tidak mengerti.

"Soal matimatika Baal," ucap Salsha sedikit kesal. Karena Iqbaal yang tidak mengerti ke mana arah pembicaraan mereka. Padahal Salah sudah bersusah payah untuk mengumpulkan keberaniannya.

"Hah?" kata Iqbaal tidak mengerti.

"Soal lo yang nganterin gue pulang tadi Iqbaal," jelas Salsha agar Iqbaal mengerti maksudnya.

"Oh," balas Iqbaal singkat.

Setelah Salah bicara panjang lebar Iqbaal hanya membalasnya dengan satu kata. Benar-benar menyebalkan, berbicara dengan Iqbaal harus ekstra sabar.

"Baal boleh nanya gak?" tanya Salsha akhirnya.

"Apa?"

Oke, kali ini Salsha benar-benar mengatur napas agar senormal mungkin. Karena, dia takut kalimatnya akan terbata-bata.

Mungkin pertanyaan ini akan sangat sensitif sehingga Iqbaal tidak akan menjawabnya. Atau yang lebih parah Iqbaal akan memutskan saluran telponnya.

FRIENDZONETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon