Part 58

3.3K 165 51
                                    

"Apapun yang terjadi harusnya kita syukuri. Bukannya mengeluh tanpa henti."

An: Maaf kalau banyak typo. Tapi ini partnya panjang loh:)

🌷HAPPY READING🌷




Bel masuk sudah berbunyi. Semua murid sudah siap duduk di tempatnya masing-masing. Hanya tinggal menunggu guru yang mengajar datang.

sudah hampir sepuluh menit sejak bel terdengar nyaring tapi guru belum juga datang ke kelas. Tentu saj hal itu membuat keadaan kelas kacau.

Banyak dari mereka yang mempertanyakan apakah proses belajar mengajar akan terlaksana atau malah kelas akan kosong. Beberapa murid bahkan sudah ada yang keluar kelas. Izinnya pergi ke toilet, tapi Iqbaal meragukan itu.

Biasanya mereka akan berbohong. Mengatakan jika ingin menuntaskan panggilan alam, padahal aslinya mereka pergi untuk menambah hutang.

“Baal kita jamkos?” tanya Aldy yang sudah duduk di pojok kelas bersama anak laki-laki lainnya.

“Gak tahu,” balas Iqbaal.
Laki-laki itu mengambil buku yang ada di dalam tasnya. Membukanya, lalu mulai membaca dengan sangat fokus.

Belajar bukan hal yang Iqbaal sukai, tapi bukan hal yang dia benci juga. Iqbaal belajar karena menurutnya itu penting. Apapun yang dai pelajari saat ini Iqbaal pasti akan berguna suatu saat nanti.

Meskipun Iqbaal bukan seseorang yang ambisius terhadap belajar ataupun nilai. Tapi laki-laki itu selalu mendisiplinkan diri agar selalu memanfaatkan waktu dengan baik, salah satunya dengan belajar.

“Belajar mulu Baal!” tegur Kiki dengan memukul pelan pundak Iqbaal.

Yang ditegur menatap Kiki penuh tanya. Tidak biasanya laki-laki di samping Iqbaal itu akan mengganggu dirinya jika sedang berurusan dengan buku.

“Apa?” ucap Iqbaal mencoba mecari tahu maksud kedatangan Kiki.

“Ck. Serius mulu hidup lo Baal. Gue dateng aja langsung ditanyain. Giliran sama Salsha aja gak bisa serius,” cibir Kiki.

“Kenapa nyambung ke Salsha?” tanya Iqbaal yang nampak kurang senang.

“Tapi bener kan?” bukannya berhenti membahas Salsha. Kiki malah memperpanjang topik mengenai salsha.

“Jadi lo ganggu gue cuma mau ngomongin salsha?” sisnis Iqbaal dengan tatapan elangnya.

“Lo kenapa sih Baal? Lagi PMS?”

Sontak saja pertanyaaan dari Kiki membuat Iqbaal menambah ketajaman matanya saat menatap Kiki. Sedangkan Kiki hanya tertawa ngakak melihat ekspresi wajah Iqbaal yang sangat kocak menurutnya.

“sinting,” komentar Iqbaal.

“Abisnya muka lo kocak Baal. Lo kalau mau nakut-nakutin  gue jangan pakai mata. Gak mempan,” jelas Kiki yang masih terbahak-bahak.

“Pake bogem baru mempan ya Ki?” celetuk Aldy yang tiba-tiba datang menghampiri mereka berdua.

“Kalau pakai itu gue nyerah aja,” sahut Kiki dengan memasang wajah pura-pura takut.

“Cemen lo Ki,” ejek Aldy sambil menyemburkan tawanya.

“Kayak lo berani aja!” balas Kiki.

“Lo berdua kalau mau ngobrol jangan di sini,” kata Iqbaal menghentikan perdebatan antara Aldy dan Kiki.

Aldy menatap Iqbaal dengan kening mengkerut. Aneh dengan Iqbaal yang seperti kurang nyaman dengan kehadiran keduanya.

“Temen lo ngapa Ki?” tanya Aldy pada Kiki.

FRIENDZONEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt