Part 66

2.8K 174 136
                                    

"Bukankah mengingkari janji sama saja dengan merusak kepercayaan diri?"

Ps: Maaf kalau banyak typo:'

🌷HAPPY READING🌷









Bel pulang baru saja berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Meskipun begitu hampir seluruh murid sudah keluar meninggalkan pekarangan sekolah.

Kali ini sudah bersiap menemui Salsha yang mungkin sudah menunggunya. Walalu sebenarnya Iqbaal masih bersikap sedikit acuh dengan Salsha hal itu tidak membuat Iqbaal penasaran dengan apa yang akan gadis itu sampaikan.

Saat melewati kelas Salsha, Iqbaal bertemu dengan gadis itu. Mungkin kelasnya baru saja bubar. Karena tadi Iqbaal sempat melihat seorang guru yang baru saja kekuar dari kelas IPA II itu.

Keadaan hening, keduanya bersikap canggung. Apalagi setelah menghadapi kejadian tadi. Meraka seoerti seseorangyang baru pertama kali bertemu.

"Mau langsung ke ruang OSIS?" tanya Salsha basa-basi.

"Hm, jangan lama-lama. Gue sibuk!"

Salsha tersenyum sekilas lalu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Sesuatu yang baru Iqbaal lihat.

"Iya, gue tahu."

"Bagus," kata Iqbaal menanggapi ucapan Salsha.

Baru saja keduanya ingin berjalan menuju ruang OSIS. Langkah Iqbaal dan Salsha terhenti oleh suara seseorang dari belakang mereka.

"Iqbaal!"

Kepala Iqbaal tertoleh dan mendapati Lysa yang tengah berlari menghampirinya. Saat sudah sampai tepat di hadapan Iqbaal gadis itu segera menarik lengan Iqbaal.

"Jamnya di majuin Baal. Fotografernya bilang sekarang harus cepet-cepet ke sana," beri tahu Lysa dengan wajah yang sedikit panik.

"Mau ke mana Baal?" tanya Salsha yang tdak mengerti pembicaraan mereka berdua.

Baru saja Iqbaal ingin menjawab. Namun lysa sudah lebih dulu membuka multunya untuk memberikan penjelasan kepada Salsha.

"Iqbaal mau nemenin gue," ucap Lysa dengan terus memegang lengan Iqbaal.

"Kita duluan ya Sal," kata Lysa lalu menarik Iqbaal untuk segera pergi meninggalkan Salsha.

Tapi usaha Lysa gagal karena Iqbaal menahan dirinya. Hal yang membuat Lysa mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa Baal?" tanya Lysa.

"Gue sama Iqbaal ada keperluan," jawab Salsha sinis lalu melepaskan genggaman tangan Lysa dari lengan Iqbaal. Menarik Iqbaal menuju arah yang berbalikan dari sebelumnya.

"Gue juga ada perlu sama Iqbaal," kata Lysa yang tak mau mengalah.

Salsha memutar bola matanya malas. Menatap Iqbaal seolah memutuskan untuk Iqbaal mengikutinya saja.

Sedangkan Lysa menatap Iqbaal dengan penuh harap. Seolah hanya Iqbaal lah yang dapat menyelamatkan hidupnya.

"Lo udah janji sama gue Baal," kata Lysa dengan menundukkan kepalanya.

Mata Iqbaal menatap Salsha yang tampak tak tergubris dengan ucapan Lysa barusan. Gadis itu terkesan biasa saja. Bahkan dia memalingkan wajahnya, tidak ingin menatap Lysa.

Hal yang Iqbaal lihat dari Salsha sangat jauh dari apa yang dia lihat pada Lysa. Gadis itu benar-benar sudah pasrah jika Iqbaal memilih ikut bersama Salsha. Ada tatapan khawatir di mata Lysa. dan itu yang membuat Iqbaal tidak bisa meninggalkannya.

FRIENDZONEWhere stories live. Discover now