Part 67

1.6K 152 78
                                    



"Alasan mengapa sampai saat ini aku masih menanti, yaitu karena aku belum menemukan pengganti."

Ps: aku kangen kaliannn:)



🌷HAPPY READING🌷

“Mau ke kantin ya Baal? Nitip dong!”

“Gak ke kantin,” ucap Iqbaal menyahuti perkataan Aldy.

“Lo gimana sih Di, masa Iqbaal bawa sesuatu gitu mau ke kantin,” kata Kiki dengan menunjuk paper bag yang di bawa oleh Iqbaal menggunakan dagunya.

“Bawa apaan Baal?” tanya Aldy sambil mendekati Iqbaal yang sudah sampai di depan dulu.

“Liat dulu,” kata Aldy dengan tangannya yang siap membuka paper bag di tangan Iqbaal.

Tapi dengan gerakan yang lebih cepat Iqbaal segera menepis tangan Aldy. Menatap si pelaku dengan tatapan tajam.

“Minggir,” usir Iqbaal.

“Ya elah Baal. Liat dikit doang,” ujar Aldy dan medekatkan ibu jari dan telujuknya sebagai makna dari kata sedikit.

“Jangan,” kata Iqbaal lalu segera meninggalkan Aldy yang super kepo.

Iqbaal melangkah degan cepat. Karena sebentar lagi waktu istirahat akan habis.
Koridor yang Iqbaal lewati pun sudah mulai ramai oleh siswa-siswi yang baru saja pulang dari kantin. Kelasnya dan kelas milik Salsha memang tidak terlalu jauh. Hanya saja, Iqbaal tidak menemukan gais itu di dalam kelas. Dan kata Steffi sekarang Salsha tengah berada di ruang OSIS.

Hal yang membuat Iqbaal sedikit merasa aneh. Karena sangat jarang Salsha pergi ke perpustakaan tanpa memberi tahu dirinya.
Saat beru saja memasuki ruang OSIS, nama Iqbaal di panggil oleh seorang laki-laki paruh baya yang membawa spidol di tangannya. kepala Iqbaal tertoleh dan mendapati kepala sekolahnya yang sedang seperti meminta sesuatu kepadanya.

“Udah selesai Baal?” tanya Pak Yasir.

“Maaf, maksud bapak apa ya?” kata Iqbaal yang tidak mengerti dengan ucapan laki-laki berkaca mata di hadapannya itu.

“Proposalnya Baal, belum selsesai?”

Iqbaal yang tidak mengerti sama sekali hanya diam menatap penuh tanya. “Proposal apa ya Pak?” tanya Iqbaal.

“Proposal untuk bazar. Loh, kamu belum dikasih tahu sama Salsha ya?”

Tidak ada jawaban. Iqbaal bingung harus menjawab apa. Karena takut salah bicara.

“Kemarin saya nyariin kamu, tapi gak ketemu-temu. Yaudah saya kasih sama Salsha. Ternyata kamu belum dikasih tahu. Yaudah klau gitu, kamu kerjain dulu. Jangan lama-lama tapi,” jelas Pak Yasir yang dibalas anggukan oleh Iqbaal.

Sebelum memasuki rungan OSIS yang tertutup, Iqbaal menggelengkan kepalanya singkat. Menganggap bahwa kepala sekolahnya itu terlalu banyak kerjaan sehingga lupa bahwa dia tidak memberikan apapun kepada dirinya ataupun Salsha.

Benar saja, saat memasuki ruangan tersebut. Iqbaal segera menemukan wanita yang sedari tadi dia cari. Mata Iqbaal menyipit saat melihat Slahsa yang tengah sibuk dengan laptopnya.

FRIENDZONEWhere stories live. Discover now