Part 56

3.5K 170 49
                                    


"Cukup jadikan ini rahasia sementara. Karena aku belum siap dengan segala kemungkinannya."

Ps: Maaf kalau banyak typo. Dan maaf lagi, aku updatenya lama:(

🌷HAPPY READING🌷






Tangan Salsha memungut setiap sampah yang terlihat oleh retinanya. Memasukkannya ke dalam kantong plastik besar yang di pegang tangan kanannya.

Sampah di pantai ini sangat banyak. Sebelumnya Salsha tidak tahu keadaan pantai di kotanya seperti ini. Selama ini dia pikir bahwa pantainya aman dan bersih. Tapi ternyata jauh dari kata itu.

Iqbaal benar-benar tidak salah dalam memilih suatu kegiatan. Laki-laki itu sangat selektif untuk mencari suatu hal yang positif.

"Salsha gue ke situ dulu ya!" kata Cassie yang sudah berlari menuju tumpukan sampah yang ada di bibir pantai.

Salsha hanya mengangguk sekali sebagai jawaban. Semua yang ada di sini sangat bersemangat melakukan kegiatan ini. Jika biasanya anak muda tidak suka bermain kotor, lain halnya dengan kondisi mereka sekarang.

Tidak ada lagi kata jijik untuk mengambil setiap sampah yang ada. Mungkin sebagian masih ada yang belum terbiasa. Jadi hanya memilih mengambil sampah berupa ranting atau rumput laut yang berserakan di mana-mana.

"Semangat banget, sampe penuh."

Kepala Salsha menoleh dan menemukan Iqbaal yang tengah mengenakan topi berwarna hitam dan menutupi sebagian rambutnya. Baru kali ini Salsha melihat Iqbaal mengenakan topi. Dan tentu saja Iqbaal terlihat sangat tampan dengan topi itu.

"Kenapa liatin gue?" tanya Iqbaal dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Eh, e-enggak. Lo aja yang PD!" elak Salsha walaupun sebenarnya pipinya sudah merah merona karena ketahuan mengagumi wajah memesona milik Iqbaal.

"Gak usah bohong. Gak cocok," kata Iqbaal.

"Iya, muka gue ini mukanya anak polos. Iyakan?" kata Salsha balik bertanya sambil menatap Iqbaal dengan senyum manis yang hadir menghiasi wajahnya.

"Enggak," jawab Iqbaal singkat.

"Ah, gak asik!" ucap Salsha lalu kembali memungut sampah yang ada di sekitarnya.

“Dari pada sok asik,” kata Iqbaal menanggapi ucapan Salsha.

Sedangakan Salsha yang tidak perduli hanya diam. Membiarkan laki-laki disebelahnya waktu untuk terus memperhatikannya. Tapi apa yang Iqbaal ucapkan memang benar. Sekarang lebih bayak orang yang berpura-pura nayaman dalam obrolan, padahal sebenarnya mereka tidak nyaman dengan ingkunagn itu.

Saat tengah mengambil sampah botol plastik, tiba-tiba saja Salsha merasakan tubuhnya sangat lemas. Akhir-akhir ini Salsha memang sangat mudah lelah. Tapi dia tidak bisa beristirshat dengan full karena banyak tugas yang harus dia kerjakan.

“Lo kenapa sal?” tanya Iqbaal saat melihat salsha yang hampir jatuh.

“Muka lo pucet banget,” kata Iqbaal lalu datang mendekati Salsha.

FRIENDZONEWhere stories live. Discover now