Part 45

3.9K 135 35
                                    



"Ada yang lebih buruk dari kehilangan. Yaitu saat kita tidak bisa mengikhlaskan."








🌷HAPPY READING🌷








Satu langkah lagi Salsha memasuki pintu kantin. Namun, langkahnya terhenti ketika menyadari ada seorang laki-laki yang mengamatinya sejak tadi.

Karena merasa tidak nyaman dengan tatapan laki-laki itu, Salsha pergi meninggalkan kantin. Tanpa makanan ataupun minuman di tangannya.

"Mau ke mana Sal?" tanya Steffi.

"Ke kelas," kata Salsha.

"Baru juga sampe Sal, udah mau balik aja. Belum kenyang woy!"

"Gue mau nemenin Cassie aja di kelas," kata Salsha berusaha mencari alasan.

"Lah terus gue sendiri?" tanya Steffi dengan menunjuk diirnua sendiri.

"Kan selama ini lo selalu sendiri. Emang pernah berdua?' kata Salsha. "Lo kan jomblo," sambung Salsha lagi.

"Mulut lo ya Sal. Perlu dijejelin kaos kaki gue yang belum dicuci setahun?"

"Ish! jorok. Ngapain coba nyimpen kaos kaki yang gak pernah dicuci?" tanya Salsha sengit.

"Buat pewangi," jawab Steffi bangga.

"Jorok banget sumpah!"

"Yaelah Sal, gitu aja percaya. Buat apa gue nyimpen kaos kaki? Orang setiap hari gue ganti kaos kaki. Gak pernah tuh kaos kaki.gue di pakai dua kali. Semuanya selalu new setiap hari."

Steffi mengibas-ngibaskan rambutnya. Menatap Salsha dengan angkuh.

"Iya deh yang anak sultan," balas Salsha malas.

"Udahlah, ayo masuk! Kita bungkus aja makanannya, bawa ke kelas."

Salsha hanya menurut ketika tangannya ditarik oleh Steffi. Sebenarnya, Salsha juga lapar. Hanya saja dia jadi malas ketika melihat Iqbaal tadi.

Selera makannya mendadak hilang. Mendapati Iqbaal duduk tidak jauh dari dirinya.

"Mau pesen apa Sal?" tanya Steffi.

"Samain aja," kata Salsha.

Saat tengah menunggu pesanan tiba. Tiba-tiba tangan Salaha di tarik ke belakang oleh seseorang.

"Ngapain sih Baal?" tanya Salsha.

"Ikut gue dulu," jawab Iqbaal tanpa menoleh ke arah Salsha.

Keduanya pergi meninggalkan kantin. Steffi yang melihatnya hanya diam tanpa mengatakan apapun.

Steffi berusaha memberikan ruang untuk Iqbaal dan Salsha. Walaupun sebenarnya, Steffi tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka.

"Sebenarnya kita mau ke mana sih?"

"Udah diem aja," kata Iqbaal yang masih menarik tangan Salsha.

Satu langkah kaki Iqbaal adalah dua langkah kaki Salsha. Selain karena panjang kaki, kelambatan Salsha terjadi karena dia merasa malu, akibat banyaknya yang memperhatikan mereka.

Setiap mata yang Salsha lewati selalu menatap tajam dirinya. Seolah tidak suka dengan keadaan di mana dirinya yang bisa dekat dengan Iqbaal.

Apalagi para kakak kelas yang merasa sudah sangat senior dan tahu segalanya. Walaupun aksi bully membully sangat jarang di sekolahnya. Tapi, senioritas selalu menjadi hal yang paling Salsha tidak suka.

FRIENDZONEWhere stories live. Discover now