Part 34

5K 190 25
                                    

"Cintaku padamu seperti buih di lautan. Tak terhingga. Tapi kamu tak pernah menganggapnya nyata. Karena aku tak begitu berharga."





🌷HAPPY READING🌷






Iqbaal berdiri dengan tidak tenang. Di dalam ruangan itu, budanya tengah di periksa oleh dokter dan perawatnya. Kedua tangannya terus mengepal. Berharap itu bisa menenangkan dirinya.

Ini bukan kali pertama Iqbaal menemukan bundanya dengan keadaan seperti ini. Kejadian seperti ini sudah terlalu sering. Dan Iqbaal tahu apa penyebabnya.

Pintu terbuka, keluarlah seorang laki-laki paruh baya dengan jas putih di tubuhnya. Iqbaal benar-benar tidak sabar mengetahui bagaimana keadaan bundanya sekarang.

"Keluarga pasien?" tanya dokter itu kepada Iqbaal.

Hanya anggukan kepala singkat yang Iqbaal.berikan. Lidahnya terasa kelu, rasanya sangat sulit untuk bicara. Karena itu dia hanya mengangguk dengan penuh harap.

"Keadaan pasien baik-baik saja. Hanya mengalami sedikit benturan di kepalanya. Dan luka di tangan kanannya." Dokter itu menatap Iqbaal lalu menepuk bahunya pelan.

"Kamu anaknya kan? ibu kamu baik-baik saja. Semua lukanya sudah diobati. Sebentar lagi ibu kamu akan sadar, kamu boleh masuk kalau kamu mau."

Dan setelahnya pria dengan kacamata itu pergi meninggalkan Iqbaal. Tanpa menunggu apapun, Iqbaal menemui bundanya yang tengah terbaring di atas ranjang dengan seprai berwana putih polos.

Tangan Iqbaal segera menarik kursi untuk dia duduk'ki. Remaja yang masih menggunakan seragam putih abu-abu itu menatap haru bundanya.

Suara pintu terbuka, Iqbaal sudah tahu itu siapa. Jadi dia tidak perlu menoleh untuk mencari tahu.

"Bunda lo gak pa-pa Baal?"

Iqbaal mendongak, kedua matanya menatap gadis cantik dengan rambut panjangnya. Lysa, gadis itu adalah Lysa. Jika kalian berpikir Salsha, maka kalian salah besar.

Lysa memang cantik, dan Iqbaal mengakui itu. Rambutnya hitam panjang. Tubuhnya tinggi dan ramping. Kulitnya sedikit kecoklatan, membuat kesan manis cocok untuk dirinya.

"Kata dokter bentar lagi siuman," kata Iqbaal lesu.

"Bunda lo kok bisa gini sih Baal?" tanya Lysa turut bersedih melihat keadaan bunda Iqbaal.

"Lo tahu jawabannya."

Jika sudah seperti ini Lysa tahu ke mana arah pembicaraan Iqbaal. Gadis itu tahu masalah yang sedang Iqbaal alami sekarang.

Kehidupan Iqbaal tidak setenang kelihatannya. Keluarga Iqbaal jauh dari kata damai. Dan semua itu Iqbaal sembunyikan dari bundanya.

Kenapa Lysa tahu? jangan lupakan Lysa adalah manusia super kepo. Bahkan Iqbaal sempat marah karena Lysa selalu ingin tahu masalahnya. Menurut Iqbaal itu adalah privasinya. Dan Lysa tidak berhak mengetahuinya.

Tapi namanya juga Lysa, tetap gigih untuk mengetahui apa yang membuat Iqbaal bersedih. Walaupun, kadang itu semua membuat hati Iqbaal sedikit lebih tenang.

FRIENDZONEOnde histórias criam vida. Descubra agora