Part 57

3.5K 142 32
                                    

"Ini bukan tentang dia yang glowing. Tapi tentang dia yang membuat hati ini tak berpaling."

🌷HAPPY READING🌷


“Akhirnya sampe juga,” celetuk Steffi saat kakinya sudah menginjakkan kakinya di depan sekolahnya.

Hari ini kegiatan berkemah mereka selesai. Semua siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ini akan diturukan di sekolah.

Hari sudah semakin sore dan banyak dari mereka yang sudah pulang. Baik menggunakan angkutan umum ataupun jemputan dari keluarga.

“Sal, lo dijemput?” tanya Cassie saat memperhatikan Salsha yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya.

“Gak tahu nih, Kak Aldo gak bisa dihubungin," jawab Salsha yang masih berusaha menelpon Aldo yang nomornya tidak aktif.

“Bareng kita aja kalau gitu,” tawar Cassie.

“Iya, kita mau naik taksi,” imbuh Steffi.

Salsha menatap Steffi dan Cassie secara bergantian. Menatapkembali ponselnya yang memperlihatkan pesannya yang belum dibaca oleh kakaknya.

“Salsha bareng gue.”

Kepala Salsha menoleh dan mendapati Iqbaal yang ada di sebelahnya. Laki-laki itu menatap salsha dengan tatapan tajamnya dan wajah tanpa ekspresi.

“Ooh, bareng gebetan?” tanya Steffi dengan kedua alis yang dinaik-turnkan berusaha menggoda Salsha.

“Kita duluan ya Sal!” pamit Cassie lalu berlari menjauh sambil menarik lengan Steffi yang tengah senyum-senyum tidak jelas.

“Steffi! Cassie! Kalian mau ke mana?” tanya Salsha dengan suara yang keras namun tidak dihiraukan oleh kedua gadis tersebut.

“Ish, kok gue ditinggalin sih,” keluh Salsha lalu mengerucutkan bibirnya kesal.

Iqbaal yang melihat itu tersenyum dalam diam. Menurutnya Salsha sangat lucu jika tengah kesal.

“Lo kan bareng gue,” kata Iqbaal yang menydarkan Salsha bahwa kini dia tengah bersama Iqbaal.

“Emang lo bawa motor?” tanya Salsha.

“Enggak,” jawab Iqbaal dengan ekspresinya yang datar.

“Tuh, lo aja gak bawa motor. Gimana pulangnya, jalan?” tanya Salsha yang melipat kedua tangannya di depan dada.

“Boleh,” jawab Iqbaal.

“Hah!? Gak mau, lo aja.”

“Padahal lo yang ngajak,” komentar Iqbaal.

“Cuma bercanda Iqbaal,” kata Salsha yang nampak frustasi karena Iqbaal selalu serius menanggapi ucapannya.

Tidak ada tanggapan dari Iqbaal. Remaja itu memilih berjalan meninggalkan Salsha yang diikuti oleh gadis itu. Padahal tadi mengatakan tidak ingin berjalan.

“Baal ini seriusan kita jalan?” tanya Salsha memastikan.

“Enggak, lari.”

“Serius Baal!” ucap Salsha lalu memukul bahu Iqbaal pelan karena kesal.

Iqbaal menghentikan langkahnya. Berbalik badan dan menatap Salsha dengan heran.

“Tadi gue serius salah. Sekarang bercanda juga salah. Jadi yang bener gimana?” tanya Iqbaal dan menghembbuskan napasnya lelah.

Berbicara dengan Salsha itu sulit. Kadang Iqbaal bingung harus menjawab pertanyaan Salsha dengan jawaban apa.
Karena pertanyaan dari Iqbaal Salsha jadi diam sepeti batu. Sebenarnya Salsha juga bingung dengan dirinya sendiri yang mau saja mengikuti Iqbaal berjalan.

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang