3.Kitten Sungren ver.

11.6K 985 49
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Completed🍀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Completed🍀

.

Renjun si namja manis berdarah cina itu kembali menginjakkan kakinya ke bangunan lama bekas bangunan perusahaan Huang int. Company seperti hari hari biasanya.

Dulunya bangunan ini adalah salah sebuah bangunan yang didirikan oleh Appanya di daerah ini. Tapi setelah beberapa tahun, Appanya bercadang untuk membuat bangunan lain di daerah lain karna tempat itu lebih strategik katanya.

Renjun sering kesini setelah habis kuliah karna dibelakang bangunan ini ada dibina sebuah Danau buatan dengan pepohon hijau menghiasi. Jiwa aesthetic nya sangat suka tempat tempat seperti ini. Sunyi,nyaman dan menenangkan.

Lagian tempat ini hanya beberapa KM dari kampusnya jadi ia bisa berjalan tanpa menggunakan kenderaan karna Apartmentnya tidak terlalu jauh dari Kampus. Hanya sekitar 3km.

Iya, jauh sih 3km jika harus berjalan kaki. Bukan Renjun tidak punya mobil. Appanya sudah membelikannya 2 buah dengan Merk Mercedes dan Bughatti tapi alasan seorang Renjun sangat Klise.

'Aku tak mau menambah pencemaran udara Appa itu tidak baik lagian 3km itu bukan masalah kok. Akan lebih seru jika berjalan kaki karna kita bisa menikmati pemandangan dengan lebih jelas lagi.'

Begitu alasannya. Ada benarnya juga, penipisan ozon semakin tak terkawal akibat asap asap kenderaan,pembakaran dan yang lain lain. Bagaimana nasib generasi seterusnya jika bumi kita semakin dihantam pemanasan global?

Baru saja kakinya ingin melangkah masuk ke Gate, Renjun mendengar sesuatu. Suaranya datang dari arah parit kering beberapa senti di sebelah kirinya.

Ia berjalan mendekat, ia lihat ke bawah paritnya lumayan dalam hampir bisa menenggelamkan seluruh tubuhnya.

"Mawww"

"Anak kucing!" Pekik Renjun saat melihat di dalam parit besar itu ada seekor anak kucing berbuluh putih yang sedikit kotor.

Tanpa berfikir dua kali Renjun langsung melompat masuk ke dalam parit yang lumayan dalam itu untuk mengambil anak kucingnya.

"Ahh~ buluhmu sedikit kotor tapi tak mengapa nanti kita mandikan kamu okey~" bicaranya pada si anak kucing. Ia mengusap usap bulu gebu anak kucing putih itu sambil tak jarang bertanya walau jawapan yang diberi hanya ngiauan.

Terlalu fokus dengan si anak kucing tadi membuatnya melupakan fakta bahawa parit ini dalam. Kedalaman parit ini saja sudah mencapai paras telinganya, bagaimana cara untuk ia keluar?

"Bagaimana caranya kita keluar dari sini anak kucing?" Tanyanya pada si kucing. Si anak kucing hanya memandangnya tanpa memberi jawapan.

Setelah hampir 20 menit berfikir keras, akhirnya Renjun mengalah. Ia tak tahu bagaimana caranya supaya dia dan si anak kucing ini bisa keluar dari parit yang lumayan dalam ini. Renjun duduk tersandar di dinding parit.

"Lain kali, sebelum masuk ke parit itu, fikirkan dulu caranya biar bisa keluar. Sudah tau pendek gegayaan maen masuk parit segala." Ucap si namja tinggi sambil memandang remeh ke arah Renjun.

"Jisung? Kamu ngapain disini?" Tanya si manis kaget.

"Kamu yang ngapain di sana hyung" balas Jisung si namja tinggi itu.

Renjun mendongak ke atas melihat Jisung dengan tatapan polosnya tapi setelahnya tersenyum sambil mengangkat hewan berbuluh putih itu ke atas memperlihatkannya pada Jisung.

"Tadi dia kesangkut di sini terus aku tolongin" ucap Renjun dengan nada girangnya.

"Terus kamu juga kesangkut kan?" Ejek Jisung.

Renjun hanya mengangguk.

Jisung menghela nafas sebentar lalu menyuruh Renjun berdiri dari duduknya. Ia menarik tangan Renjun kuat dari atas sehingga tubuh mungil Renjun terangkat ke atas dan akhirnya ia berjaya keluar bersama si kucing.

"Wahhh aku keluar akhirnya! Terima kasih Jisung!" Pekik Renjun yang terduduk di samping parit itu sambil memeluk badan Jisung yang berjongkok di sebelahnya.

Bukannya membalas pelukan Renjun, Jisung malah sibuk memerhati bahagian kaki Renjun yang berdarah gara gara tergores saat ia menarik Renjun tadi.

"Kamu luka" gumam Jisung.

"Luka kecil aja kok Jisungie jangan bimbang"

"Kecil apaan?!" Jisung menampol pelan kepala Renjun, luka di kaki Renjun bisa dibilang cukup dalam dan Jisung yakin si manis berdarah cina ini sekarang tak bisa berdiri.

Detik kemudian Jisung berjongkok membelakangi Renjun lalu menyuruh si manis menaiki punggungnya.

Jisung mempiggy back tubuh mungil Renjun.

"Kita ke apartmentku saja hyung apartmentmu jauh dari sini. Makan yang banyak coba biar tinggi dan sedikit lebih berisi, aku berasa mengangkat sekarung daun kering tau."

Our Love Story?Where stories live. Discover now