4.Rain Jaemren ver.

9.4K 988 62
                                    

Completed🍀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Completed🍀

.

Matanya tertutup, kepala ia dongakan ke atas sehingga wajah pucatnya dibasahi titis titis hujan yang jatuh menghantam bumi.

Setidaknya dengan cara itu ia tak akan dapat membedakan air hujan dan air mata yang membasahi kulit wajahnya.

Mereka bertengkar lagi. Orang tuanya bertengkar lagi.

Bukan sesuatu yang mudah bagi mentalnya saat melihat kedua orang tuanya berargumen. Tapi kali ini pergaduhan mereka sampai ke batas akhir. Mereka memutuskan untuk bercerai, dia harus apa?

Setelah merasa puas Renjun Menundukkan kepalanya, isakan pilu teredam suara hujan lolos dari bibir tipisnya.

Kenapa harus begini?

Bukan kah mereka dulu keluarga bahagia?

Bukan kah papanya pernah berjanji tak akan berpaling dari keluarganya?

Bukan kah mamanya hanya mencintai keluarganya?

Bukan kah... Cinta itu suci?

Jadi kebahagiaan yang dulu mereka cipta dan janjikan akan kekal selama lamanya untuk apa?

Dia berteriak, mengeluarkan semua yang ia rasa. Semua rasa sakit yang ia pendam selama 4 tahun orang tuanya tidak sejalan lagi.

Tubuh mungilnya merosot terduduk di atas rumput.

"Kalau memang mereka tak saling mencintai... Apa gunanya aku?.." lirihnya.

Mereka egois.

Mereka hanya memikirkan perasaan masing masing tanpa tahu anak manis dengan senyum hangat mereka juga turut tersakiti.

Perlahan lahan cahaya terang anak manis mereka memudar tanpa mereka sadar mereka lah yang memudarkan cahaya si manis tunggal mereka.

Tangannya bergerak ke dalam saku celananya. Mencapai benda itu lalu mengeluarkannya. Ia lihat logam kecil itu, silet yang pernah ia guna untuk menghiris kulitnya.

Ia lirik pergelangan tangannya...

Baru ia akan mengarahkan silet itu ke pergelangan tangannya tapi benda itu sudah direbut oleh tangan lain. Orang itu membungkus logam kecil itu dengan handkerchief lalu memasukkannya ke dalam saku celanya dengan kasar.

"J-jaemin..?"

"Sudah berapa kali aku bilang jangan melakukan hal hal yang bodoh!" Pekik orang itu lalu menarik tubuh mungil Renjun ke dakapan eratnya. Membiarkan posisi mereka yang sama sama terduduk di atas rumput dengan hujan yang turun semakin deras.

Renjun diam, tapi matanya tidak. Jaemin memandang tepat ke arah mata Renjun.

Dan baru lah ia sadar...

Renjunnya disakiti... Renjunnya terluka.. Renjunnya lelah..

"Kau masih ada aku! Aku akan menjagamu, aku akan selalu disisimu, aku akan menjadi seorang Na Jaemin yang tercipta untuk Huang Renjun! Jangan menyakiti dirimu sendiri saat kau sudah disakiti! Kau layak bahagia Renjun, jika tidak dengan mereka, aku yakin bahagiamu pasti denganku! Percaya padaku!"

Our Love Story?Where stories live. Discover now