偽の希望 Noren ver.[2]

5.1K 627 52
                                    

"Renjun berhenti!" Perintah Jeno tapi Renjun malah semakin mempercepatkan langkahnya.

Mereka baru sahaja pulang dari sekolah, Jeno mengejar Renjun sehingga diluar sekolah ntah dengan motif apa, Renjun tidak mau tau.

Mereka sampai di kawasan sunyi yang berhampiran dengan perkarangan rumah keluarga Huang. Saking ingin mengelak dari Jeno, Renjun sampai merelakan diri berlari sepantas mungkin.

Grep

Tapi kalah cepat,

Jeno berjaya menarik erat lengan Renjun sehingga tubuh mungil itu terjatuh ke dadanya. Kedua tangan kekarnya melingkar erat ditubuh si mungil.

"Apasih?! Lepas!"

"Tidak sehingga kau mau memaafkanku."

"Aku maafkan, sudah lepaskan aku."

Jeno menatap Renjun dengan Renjun yang juga menatapnya. Setelahnya Jeno menghela nafas.

"Kita baikan?"

"Iya, sebagai teman."

"Kita pasangan kekasih kalau kau lupa."

"Kita putus semalam kalau kau lupa."

"Aku tak pernah menyetujui apapun yang menyangkut keputusan putusmu."

Renjun risih juga lama lama dipeluk Jeno. Mana Pelukannya erat banget.

"Aku tak perlukan persetujuanmu untuk membuat keputusan."

Lagi lagi Jeno menghela nafas.

"Renjun... Maaf okey, aku benar benar harus belajar."

"Yasudah belajar sana."

Tangan Jeno beralih mencengkram bahu sempit Renjun.

"Jangan kekanakan Renjun!"

"Aku tidak kekanakan! Aku hanya berfikiran jauh! Cepat atau lambat pasti hubungan kita itu akan kandas jika terus menerus seperti itu! Kau bisa meluangkan masa dengan Nancy lalu bagaimana denganku?!"

Renjun punya alasan sendiri kenapa ia berfikiran seperti itu. Dia... Punya alasan sendiri.

"Aku dan Nancy tidak ada apa apa! Dia hanya memintaku mengajarinya materi karna kami sekelas! Jika alasanmu karna masa kecil bodohmu itu, aku bukan lelaki yang dengan mudah bermain dengan orang lain seperti ayahmu!"

Deg

"Kita juga dulu bermula dengan kata 'tidak ada apa apa' ... Siapa yang tahu masa depan, tuan Lee? Bisa saja hatimu terbuka untuknya. Asal kau tau, manusia tidak akan lari dengan perasaan bosan. Akan ada waktu kau bosan denganku dan lebih memilih dia, sekarang saja kau lebih memilih bersamanya berbanding meluang masa beberapa menit bersamaku. Daripada menunggu hari itu, lebih baik kita berpisah sekarang saja." Suara Renjun mengecil.

"Renjun–"

"Kau pernah berjanji tidak akan mengutuk masa kecilku, kau melanggar janjimu. Aku hanya trauma, ingatan itu masih tetap membekas. Kau..."

Tangan Jeno yang berada di bahunya langsung ia tepis begitu saja lalu berlari sepantas mungkin ke arah rumahnya.

Meninggalkan Jeno yang masih terpaku disana.

Apa yang Jeno lihat tadi..?

Renjun.. menangis untuk pertama kalinya di depannya..

End
....

Our Love Story?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang