痛いですか Noren ver.

4.1K 381 12
                                    

Sehabis saja shooting Save NCT Dream Puff Original, anggota Dream langsung dihantar pulang oleh Manager mereka ke dorm kecuali Chenle yang tinggal di Apartmentnya sendiri. Gurat lelah tercetak jelas di wajah masing masing.

Begitu sampai di dorm, langsung saja mereka membersihkan diri seperlunya sehabis itu tidur seakan tiada hari esok.

Namun pengecualian buat Renjun, si manis berketurunan Cina itu malah memilih untuk berendam air hangat walaupun kantuk dan lelah sudah menderanya sedari siang tadi.

Ingin ia mandi seadanya dan langsung tidur sahaja tapi rasa nyeri yang mendera tulang tulangnya begitu terasa sakit. Atas alasan itu dia memilih berendam sebentar berharap sakit itu pergi.

Merasa sudah terlalu lama berendam Renjun akhirnya keluar dari bathup, mengeringkan dirinya dengan handuk bersih lalu mengenakan kaos putih polos dan celana hitam selutut.

Helaian surai coklat madunya juga sudah kering, dia memilih untuk kembali ke kamarnya dan tidur walau sakit masih ia rasa.

Begitu kakinya sampai ke kamarnya, ia melihat Jeno yang sedang bermain dengan ponsel pintarnya di samping kasurnya.

"Sudah selesai? Kena begitu lama?" Tanya Jeno begitu Renjun mendudukan diri di sisi lain kasur.

"Aku berendam sebentar" balas si manis sarat akan kelelahan. Si tampan Jeno mendekat ke arah Renjun yang membelakanginya.

Tangan kekarnya menarik badan mungil si manisnya hingga punggung sempit itu hampir menempel di dadanya. Perlahan jemarinya memijit area bahu si manisnya dengan lembut.

"Masih sakit?" Tanya Jeno. Dan di balas anggukan lemah dari si manisnya.

"Sangat sangat sakit, aku rasanya ingin menangis..."

Mendengar itu membuat Jeno menghela nafas bimbang, ia yakin besoknya Renjun akan demam berat jika begini.

Mata itu terpejam begitu merasa pijitan pijitan tangan Jeno, sakit yang tadi mendera berkurang.


"Maaf Jeno aku jadi menyusahkan.." lirih si manis yang bibirnya kian memucat itu.

"Berhenti berbicara dan istirahat. Aku masih marah padamu, sudah ku bilang berbagilah tugas denganku jangan lakukan semuanya sendiri tapi kau malah melakukan semuanya seenakmu. Sekarang yang kesakitan siapa?"

Bukan maksud Jeno untuk mengomel, dia hanya terlalu mengkhawatirkan si manisnya itu.

"Manager memberi tugas itu padaku Jen sudah seharusnya aku yang melakukannya."


"Manager menyampaikan tugas tugas itu padamu tidak bermakna kau tidak boleh dibantu. Sudah lah berhenti berbicara."



Tangan kekarnya masih setia memijit bahu sempit si manisnya,

"M–maaf..."

Namun detik kemudiannya tangan kekar itu terhenti begitu mendengar suara lirihan Renjun yang... seakan menahan tangis...


Dan sekali lagi, bukan niatnya untuk melukakan si manisnya.  Sadar akan kesilapannya, pantas kedua tangannya memeluk erat tubuh kecil Renjunnya mengikis jarak antara punggung kecil si manis dengan dadanya.

Telapak tangan besar si tampan menggenggam tangan kecil nan putih milik Renjunnya.

"Maaf kata kataku sebelumnya melukakanmu. I'm sorry but please Injunie understand my words, I love you, I really really love you. Aku tidak suka kau kesakitan, aku tidak mau kau kesakitan. Jangan seperti ini lagi ku mohon.."

Pelukannya pada si mungil mengerat namun lembut. Bibirnya mengecup sekitar kulit tengkuk Renjun.

Tanpa disangka Jeno, Renjun membalas genggaman tangannya.


"Aku berjanji ini yang terakhir Jeno..."

Begitu setelahnya Renjun melepaskan genggaman tangan mereka lalu memutar tubuhnya menghadap si tampan Lee, memberi kecupan kecil di bibir sebagai tanda janjinya tidak akan termungkiri.



Jeno tersenyum lembut menatap manik mata si manisnya,



"Janjimu ku pegang." Ucapnya seraya menempelkan bibirnya ke bibir mungil Renjun.






End.

.....
Thanks for all y'all. I love you to the moon and back. Aku bertahan untuk kalian.♡

Our Love Story?Where stories live. Discover now