Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Soft Jaemren ver.
.
Pandangan Jaemin tak luput dari tubuh mungil yang bersandar di atas sofa dengan mata mungil yang terpejam itu. Tubuh mungil itu terlapis selimut moomin putih.
Senyum terpatri di bibir tipisnya.
"Manisnya" gumamnya sambil masih tersenyum.
Jaemin mendekat ke arah si mungilnya, membawa tubuh kecil itu untuk ia gendong lalu membawanya ke kamar.
Belum pun sampai di kamar, kelopak si manis sudah mengerjap tanda ia terganggu dan sebentar lagi akan bangun.
Jaemin si tampan bermarga Na itu meneruskan langkahnya mencapai ranjang mereka, membaringkan tubuh kecil si manisnya yang sekarang sedang mengumpul nyawa.
"Nana..." Lirih suara itu, terdengar serak persis baru bangun tidur.
Tangan Jaemin singgah ke pucuk kepala si manisnya.
"Tidur lagi aja Injunie, maaf mengganggu tidurmu" ucapnya sebelum mendaratkan bibir ke bibir tipis Renjun si istri manisnya.
"Aniya.. Nana lembur?" Tanya Renjun sambil mencoba duduk berhadapan Jaemin.
Jaemin mengangguk lalu membawa Renjun ke dalam dakapannya.
"Kalau aku lewat, jangan tunggu okey? Langsung tidur aja."
Tangan kekar Jaemin mengelus area punggung manakala tangan satunya ia lingkarkan di pinggang Renjunnya.
Keningnya berkerut saat merasa kening Renjun yang menempel di cerucuk lehernya terasa panas.
Cepat cepat ia menempelkan kening mereka. panas. Renjunnya demam.
"Kamu demam!" Serunya khawatir.
Wajah bersih Jaemin terlihat jelas sedang khawatir.
"Tak apa Nana, I'll be okay soon" ucap Renjun lalu memeluk tubuh si tampan Jaemin.
Jaemin tak menolak malah semakin mempererat pelukan mereka dengan Renjun yang berada di pangkuannya.
"Jangan sakit..."
Renjun tersenyum.
"Biarin aja supaya besok kamu nggak lembur lagi." Jujur Renjun sambil menenggelamkan wajah ke cerucuk leher Jaemin.
"Aku cuti aja sampai kamu sembuh." Putus si tampan seraya menghujani kecupan kecupan kecil di area wajah Renjunnya.
