21.私のそばに Noren ver.

5K 476 12
                                    

Lantunan melodi piano tua yang dimainkan oleh jari jari lentik itu menyapa indra pendengaran Jeno si pemuda tampan berumur 20 tahun.

Helahan nafas ia keluarkan melalui mulut. Kaki panjangnya melangkah semakin dalam ke studio musik kampusnya.

Mata coklat tajamnya memandang kedepan, memandang punggung kecil yang rapuh itu. Suara lembut orang itu diharmoniskan dengan lantunan piano.

Jeno mengambil langkah mendekat.

Tap

Tap

Tap

Mendengar langkah kaki seseorang, orang yang tadi tenggelam dalam lautan perasaan itu menghentikan pergerakan jari jarinya dari key piano.

Si manis toleh ke belakang,

Bibirnya menghiris senyum manis.

"Jeno" lirihnya dengan nada lembut.

Jeno... Tidak membalas senyum itu. Ia kenal senyum sejenis yang namja mungil di depannya layangkan. Senyum penuh bahagia yang palsu.

Si tampan memandangnya tepat di mata sembari berjalan mendekat, menarik tangan kecil lawan bicaranya sehingga sampai tepat di depan jendela kaca besar yang memamerkan danau buatan kampus mereka.

Hamparan awan kelihatan begitu mendung, tangan Jeno beralih mencengkram tapi tidak menyakitkan bahu sempit si mungil.

Ia tatap lagi mata Hazel si mungil tapi si mungil menunduk.

"Renjun tatap aku!"

Dia menggeleng enggan mengangkat kepalanya. Dengan paksa Jeno menarik dagu itu agar menatapnya tepat di mata. Tapi sayang, Renjun menutup matanya.

Bibir tipis itu bergetar menahan isakan, mata yang terpejam itu mula mengeluarkan bulir bulir kaca.

Jeno menghela nafas lagi...

Ia tarik Renjun ke dekapan hangatnya, menenangkannya dengan sesekali mengecup kening bersih milik si mungil itu.

"Mereka resmi berpisah Jeno ya... Mereka.. hiks.." isak Renjun.

Jeno tau arah bicara Renjun. Sangat tau.

"Mungkin itu yang terbaik untuk mereka Renjunnie.. mama dan papa Huang pasti punya alasan untuk berpisah."

Bukannya makin tenang, tangis Renjun di dada Jeno malah semakin menjadi jadi.

"Jika begitu kenapa mereka bersama dulu?! Hiks... Aku irih pada kalian hiks aku juga ingin punya keluarga yang bahagia! Hiks... Aku... Aku juga ingin bahagia hiks... Hidupku benar benar hancur melihat perpisahan mereka Jeno ya hiks.." racau si manis itu... Isakannya benar benar menyayat hati.

Siapa yang rela melihat orang tersayangnya berpisah?

Jeno menambah erat dakapannya, matanya turut berkaca mendengar setiap perkataan yang keluar dari bibir tipis Renjun.


Beruntunglah kalian yang punya keluarga utuh...




Sesetengah orang harus menelan pill pahit, meratapi kenyataan yang menampar mental mereka karena mengharapkan mimpi yang tak akan pernah tercapai.



Mimpinya sederhana








Dia hanya ingin bahagia..












Bukan berpura pura bahagia.




End.

...

Our Love Story?Where stories live. Discover now