Pregnant Noren ver.[2]

4.2K 498 38
                                    

Pagi ini Jeno bangun lebih dahulu sebelum Renjun seperti beberapa Minggu belakangan ini. Ia lirik jam di atas nakas mereka, 06.12 am.

Renjun pasti akan bangun sebentar lagi. Begitu fikir Jeno karna pada umumnya Renjun itu seorang morning person. Hari ini Jeno tidak akan ke kantor, ia libur untuk menyiasat pribadi istri mungilnya yang kelihatan berbeda ini.

Jeno masih merasa aneh tentang semalam. Renjun menangis karna tak dibelikan apel? Yang benar saja tuhan? Ini bukan sifat Renjun sama sekali.

Jeno setia menunggu istri mungilnya ini bangun dari tidur tapi tak ada tanda tanda ia akan bangun. Sampai lah terlewati beberapa puluh menit... Rada aneh sih tapi mungkin karna Renjun lambat tidur semalam membuat ia juga lambat bangun.

Jeno tak mau ambil pusing, ia kecup kening istri mungilnya itu lalu beranjak dari kasur king size mereka. Ia akan mandi saja dan mungkin setelahnya ia akan ke market untuk membeli Apel Hijau? Ya ia akan ke market nanti setelah mandi.

....

"Engh" keluhan terdengar dari belahan bibir cat-like Renjun. Ia terlihat tak nyaman. Rasa mual mulai menjalar , sensasi pusing juga sedang perlahan lahan bersarang di kepala Renjun.

Beberapa menit ia menggeliat gelisah di atas kasur, sensasi sakit mual itu benar benar mengganggunya. Ia coba melawan rasa mual itu tapi ia kalah. Segera si mungil itu berlari ke arah kamar mandi yang terletak di bahagian pojok kamar, memuntahkan semua yang ada di perutnya ke wastefel.

Ini serasa sebuah penyiksaan bagi Renjun. Setelah ia membersihkan mulutnya dengan air dingin, ia jatuh terduduk di atas lantai kamar mandi berbahan marmar itu.

"Injunnie kamu sudah bangun belum? Eh kemana dia?"

'Jeno'

"J–Jeno... Jeno..."lirih Renjun berharap Jeno mendengarnya. Sayangnya Jeno tidak mendengarnya.

Si mungil itu mendengar tapak kaki Jeno yang semakin mendekat.

"Injunnie!" Pekik Jeno setelah melihat keadaan Renjun yang terduduk lemas bersandar di dinding kamar mandi.

Segera Jeno memeluk Renjun membawa tubuh mungil itu kegendongannya lantas si tampan Lee itu bawa tubuh mereka berdua kembali ke kasur.

Wajah si manisnya pucat dengan keringat keringat dingin membanjiri. Mata kecil beriris cokelat itu juga tampak sayu dengan air mata.

Jeno mendudukkan Renjun dipangkuannya dengan posisi berdepan, membiarkan wajah Renjun berbaring di dada bidangnya. Ia peluk lembut sesekali membelai rambut si manisnya.

"Kamu sakit Injunnie?" Tanya Jeno lembut dalam kekkhawatirannya.

Renjun mengangguk kecil. Sekitar kepalanya berdenyut sakit. "Sudah sekitar 3 minggu seperti ini, sakitnya masih kerap datang hiks"

' yang benar saja tiga minggu?! Aku kemana saja kenapa baru hari ini aku tau?!' tanya batin Jeno. 3 minggu itu bukan hitungan jam yang sekejap.

Jeno menambah erat pelukannya pada tubuh mungil istri nya itu sambil sesekali mengusap lembut punggung serta surai si manis.

Setelah Jeno merasa keadaan Istri cantiknya ini lebih baik, baru lah ia bersuara.

"Udah lebih baik hm?" Tanyanya lembut sambil membersihkan air mata yang membanjiri sekitar pipi Renjunnya dengan ibu jari.

Renjun hanya mengangguk lemas.

"Mau mandi atau sarapan dulu?"

Si manisnya menggeleng sambil membenamkan wajahnya ke dada Jeno. Si manisnya tak mau kedua duanya jadi Jeno pun hanya membalas pelukan Renjunnya.

....

Sequel?

Our Love Story?Where stories live. Discover now