Part 2. Zahril Mubarak

6K 449 5
                                    

Part 2. Zahril Mubarak

Putri memperhatikan gerak-gerik Zahril hingga cowok itu keluar musolla, perasaan kagum langsung memenuhi hati Putri saat itu juga.

"He... ngapain di sini? Kamu liat apa. Kak Zahril nggak suka diliatin kayak gitu. Nggak baik liatin orang sembunyi-sembunyi kayak gitu, kalau ada yang salah paham, gimana?”

Putri tersentak mendengar suara seseorang dibelakangnya, dia kemudian berbalik dan mendesah kesal saat melihat Zahra yang memperhatikannya dengan tatapan polos.

"Kayak lo kenal aja Kak Zahril. Ngapain juga lo yang sewot?" Putri memutar bola matanya. “Bikin Mood gue ancur aja. Sana lo.”

"Hah? Kamu marah? Aku hanya mengingatkanmu, " sahut Zahra membela diri.

Putri mendengus. "Minggir, gue mau lewat. Gue nggak ada urusan sama lo, urusi aja diri lo sendiri, jangan sibuk urusi urusan orang. Nggak ada kerjaan lo urusi hidup gue. " Setelah mengatakan itu, Putri melenggang pergi dengan perasaan suntuk.

Ia berjalan kembali ke kelasnya, sekali-kali menyapa seseorang yang dikenalnya yang juga melanjutkan studynya di SMA Pelita. Putri duduk di bangkunya, memandang sekitaran kelas yang penuh dengan siswa baru seperti dirinya. Ia tersenyum saat melihat Rina, teman smp nya yang sedang duduk dibangku paling depan.

"RIN!" Teriak Putri, melompat memeluk bahu Rina membuat cewek itu tersentak.

"Astaga Putri! Ngagetin aja sih lo." Rina menatap Putri kesal.

Putri terkikik geli, "Kita ternyata satu gugus. Gue kok nggak nyadar, ya, lo di kelas ini juga?"

Rina mendengus. "Makanya ke sekolah itu belajar bukannya pergi nguntit kak kelas, Lo."

"Lo kok tahu sih gue ngintilin kak Zahril?" kata Putri penasaran kemudian bergeser ke samping Rina. "Minggir dikit lo sana, gue mau duduk."

Rina pindah dibangku sebelahnya. "Ya iyalah tahu. Lo dari tadi pagi jelajatan liat Kak Zahril."

Putri terkekeh. "Jangan salahin gue kalau mata gue jelajatan. Salahin noh Kak zahril yang gantengnya kebangetan."

Rina menepuk dahi Putri. "Jangan suka sama Kak Zahril, udah ada yang punya!"

Putri membulatkan matanya, "Beneran lo?"

"Iyya, pacarnya itu..... " Rina melirik Putri sebelum melanjutkan kalimatnya, "Yang pastinya lebih cantik daripada Lo."

"Idih.... Nggak percaya gue. Kemana-mana gue mah yang paling cantik," sahut Putri sewot. "Lo bohong mah."

"Kalau lo nggak percaya, terserah deh. Tapi tunggu aja pulang nanti, Kak Zahril biasanya pulang sama pacarnya."

Putri mengerutkan dahi, mencoba berpikir siapa pacar Zahril yang lebih cantik darinya? Masa kecantikan Princess Putri ada yang ngalahin sih? Bisa dicopot gelar Princessnya nanti.

Setelah percakapannya dengan Rina selesai, Putri kembali ke bangkunya dengan pikiran yang tidak lepas dari siapa pacar Zahril.

.
.
.
.
.

Bel pulang berbunyi, Aine didepan sana mengakhiri pidatonya yang menurut Putri sangat membosankan. Bagaimana tidak, pidato tentang kedisiplinan mulai dari pagi sampai sore ini adalah topik yang satu-satunya masuk ketelinganya.

Putri merapikan barang-barang yang dia bawa dan memasukkannya ke dalam tas kardus. Matanya menatap tidak suka Zahra disampingnya yang juga sedang membereskan barang-barangnya.

Putri sejenak menatap lama wajah Zahra yang terlihat putih pucat dengan hidung mancung dan mata bulat cerah dengan bulu mata lentik yang mengelilinginya. Pipi kemerah-merahan gadis itu membuat Putri sedikit iri.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now