Part 12. 1 Perasaan Asing Yang Mulai Hadir

3.1K 324 8
                                    

Part 12. 1 Perasaan Asing yang Mulai Hadir.

Jangam lupa tekan bintang dipojok kiri bawah. 😊

"Assalamualaikum, Kak?" Salam ulang Putri tapi Zahril masih saja pada posisinya. "Haloooo? Kak Zahril kok malah bengong? Kesambet baru tau rasa, kak."

"Eh, iya? Lo kenapa ke sini?" Tanya Zahril tersadar, berdiri tidak nyaman karena tatapan Putri yang intens kepadanya. "Lo kenapa natap gue kayak gitu?"

Putri menggeleng. "Nggak. Zahra nya ada, kak?"

"Ada. Lo masuk aja, kamar Zahra di atas lantai dua, langsung masuk kamarnya." Setelah mengatakan itu, Zahril dengan terburu-buru berbalik dan berlari ke kamarnya, membuat Putri yang melihat tingkah laku cowok itu hanya terbengong.

"Itu kak Zahril, kan? Kok beda, ya?" Tanyanya pada diri sendiri. "Bodo, ah. Mending gue ke kamar Zahra."

Putri melangkah ke dalam rumah setelah menutup pintu di belakangnya, cewek itu melangkah ke arah tangga sambil memperhatikan sudut rumah, rumah mewah dengan hiasan sederhana. Untuk
pertama kalinya dia ke rumah Zahra. Putri sampai di ujung tangga kemudian berjalan dan berhenti di depan sebuah pintu. Ia menatap bingung dua pintu berwarna putih yang saling berdampingan.

“Eh buset. Pintu aja nggak jomblo. Kenapa nasib gue gini aja, ya? Sudah jomblo, ngenes lagi.” Celetuk gadis itu. "Kamar Zahra yang mana, ya?" Ujar Putri sambil memperhatikan kedua pintu itu dengan saksama, mencoba mencari perbedaan. "Yang kanan atau yang kiri?

"Yang kiri aja deh, pintu nya lebih enak dipandang." Kikiknya.

Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Putri mendorong pintu terbuka dan langsung berjalan masuk. "Zahra? Gue udah sampai. Lo dimana?" Sahutnya, mata gadis itu memperhatikan interior kamar
yang terlihat maskulin.

"Kok kayak kamar cowok, sih?" Ujar Putri bingung. "Apa gue salah masuk, ya?"

"Lo salah kamar, Kamar Zahra yang di sebelah. Sana keluar! Nggak baik cewek ada di kamar cowok." Sahut seseorang di samping Putri dengan dingin membuat cewek itu tersentak kaget.

"Eh, Kak Zahril? Jadi beneran salah masuk kamar?" Tanyanya bengong, memperhatikan Zahril yang sedang berdiri di depan pintu balkon.

"Iya. Kamar Zahra di sebelah. Sana lo keluar." Ujarnya mengusir. "Lo juga langsung main masuk aja, nggak punya tangan ngetok pintu dulu?"

Putri menelan ludah mendapati tatapan tajam Zahril dengan cepat cewek itu pamit dan keluar kamar dengan langkah gemetar. "Kak Zahril menyeramkan juga kalau marah."

Putri bergeser ke pintu kanan, cewek itu mengurungkan niatnya untuk langsung menerobos masuk saat mengingat perkataan Zahril barusan. "Lo ada ada aja Putri. Biasanya juga langsung nyelonong masuk ke kamar Rina, kok rasanya geli yah, gue mau ngetok pintu? Cuma ngetok ini mah, nggak usah baperan." Kata Putri pada dirinya sendiri. "Belajar sopan, Put. Biar di masa depan Kak Zahril nggak malu punya istri kayak lo." Ujar cewek itu terkekeh.

Dia mengetok pintu beberapa kali hingga Zahra muncul dengan rambut yang menjuntai melewati bahu cewek itu. "Eh Putri? Kirain Kak Zahril." Ujar cewek itu sambil membuka pintu lebih lebar. "Udah sampai ternyata. Ayo masuk."

Zahra mengerutkan dahi melihat Putri yang terdiam bengong menatap dirinya lama. "Ada apa? Kok ngeliatinnya kayak gitu amat."

Putri menggeleng. "Rambut lo bagus." Sahut cewek itu tanpa sadar memuji Zahra, hal yang tidak pernah dia lakukan.

"Hehehe. Makasih, aku sering merawatnya. Ayo masuk dulu." Kata Zahra malu-malu dan menarik Putri untuk masuk ke dalam kamarnya. "Maaf, kamar aku sedikit berantakan."

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now