Part 15. Cemburu

3.2K 320 7
                                    

Part 15. Cemburu


Zahril baru saja selesai mandi saat ponselnya di atas nakas berbunyi tanda notifikasi masuk, tangan cowok itu mengusap handuk di kepalanya untuk mengeringkan rambutnya yang basah sambil berjalan mendekat ke nakas dan meraih ponselnya.

Ada pesan dari Zul di aplikasi WhatsApp.

Zul mulut combreng.

Woi,

Bosan nih. Gue mau ke rumah lo main ps sekalian mau nginap.

Gue otw sekarang, bukain pintu.

Zahril membuang ponselnya di tempat tidur tanpa membalas pesan itu, cowok itu melangkah ke lemarinya dan mengambil T-shirt dan celana bermotif bola di atas lutut kemudian memakainya. Bersamaan dengan dirinya yang selesai memakai pakaian, terdengar bunyi pintu disentak terbuka.

"Kak! Zahra mau makan martabak manis. Anterin aku keluar, ya?"

Zahril berbalik dan mendapati Zahra yang berdiri di ambang pintu dengan rambut cewek itu yang menjuntai melewati punggungnya.

"Malas." Sahut Zahril singkat, kemudian bergerak duduk di tempat tidur dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, mengabaikan Zahra.

Zahra berdecak kesal, dia berjalan menghampiri Zahril dan menarik tangan kakaknya itu. "Pokoknya harus mau, nggak boleh malas. Aku lagi pengen makan martabak, kak!"

Zahril mendesah dan menarik tangannya dari Zahra, "Udah nggak usah, biar gue suruh Zul beliin."

"Lo kok malah suruh Kak Zul, sih?" Zahra mengerucutkan bibirnya. "Rumah Kak Zul kan jauh dari sini, mana mau Kak Zul beliin Zahra martabak."

"Zul lagi perjalanan ke sini, sekalian nitip beliin lo Martabak," kata Zahril, cowok itu meraih ponselnya. "Udah sana keluar, lo ganggu aja masuk kamar orang sembarangan."

Zahra mendengus tapi memilih langsung keluar kamar Zahril dan berjalan ke kamarnya untuk
mengambil khimar dan kembali masuk ke dalam kamar Zahril.

"Lo ngapain balik?" Tanya Zahril heran melihat Zahra yang sudah duduk di atas karpet berbulu dan memegang remot tv.

"Lagi malas di kamar aja, Papa sama Mama lagi keluar. Zahra kesepian sendiri, makanya Zahra kesini mau nonton di kamar Kak Zahril." Ujar Zahra sambil menyalakan tv.

Zahril memilih memainkan ponselnya kembali dan mengabaikan Zahra.

Dimana?

Zul.

Di penjual martabak depan.

"Sana lo turun bukain pintu Zul. Udah dekat dia."

"Siapa yang kakak ajak ngomong?" Tanya Zahra bingung."

Ya lo lah, siapa lagi. Sana keluar cepat." Usir Zahril.

"Ishh, kakak kenapa sih? Main usir-usir Zahra aja. Kakak nyebelin." Gerutu Zahra berdiri kemudian berjalan keluar kamar dengan perasaan dongkol.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now