Part 30. Hanya Bisa Saling Menyakiti.

3.1K 322 29
                                    

Part. 30. Hanya Bisa Saling Menyakiti.

Happy Reading.
Vote dan Komen, yah. 😘😘

~~~~~

Seminggu berlalu setelah pernikahan Zahra, itu artinya tidak lama lagi keluarga Zahril akan ke rumah Ananda untuk melamar gadis itu. Rahman dan Lia sudah membicarakan semuanya dengan kedua orang tua Ananda perihal pelamaran. Jadi Zahril dan Ananda sudah tahu akan dijodohkan, hanya tinggal menunggu waktu pelamaran dan akad, dan itu menjadi berita terbahagia untuk Ananda sendiri dan keluarga begitupun keluarga Zahril.

Zahril menatap dosen di depannya dengan dahi mengerut. Cowok itu tidak memperhatikan, hanya menatap dengan pikiran kemana-mana. Lebih tepatnya pikirannya terarah ke perjodohan. Ananda. Putri. Dan ujung-ujungnya akan merasa sakit senditi. Zahril masih belum bisa melupakan Putri padahal waktu lamaran sudah sangat dekat. Sudah mati-matian cowok itu berusaha, tapi tetap saja, semakin dia paksa semakin Putri selalu ada dipikirannya. Dan hal itu sungguh tidak baik untuk Zahril. Dia sangat ingin melupakan Putri dan menghadirkan cinta yang sudah hilang untuk Ananda.

"Zahril?" Zahril tersentak saat merasakan tepukan di tangannya, dia kemudian melihat Ananda yang menepuk tangannya dengan buku catatan. Gadis itu tersenyum kepada Zahril. "Kok bengong sih?"

Zahril mengerjapkan mata dan melihat kelas yang sudah bubar. Berapa lama waktu terlewat dan tidak disadari Zahril? Zahril menggeleng sendiri memikirkan waktunya terbuang lagi.

"Zahril? Kamu kok bengong sedari tadi sih?" Tanya Ananda lagi, sedikit khawatir. "Kamu sakit?Kamu baik-baik saja, kan?.

"Aku baik-baik saja, Nan. Kamu nggak usah khawatir." Zahril mengalihkan tatapannya dari Ananda dan membereskan buku dan alat tulis lainnya. "Aku duluan, ya, Nan. Mau langsung pulang."

"Eh, kamu nggak ke kantin?" Tanya Ananda heran.

"Nggak, aku mau pulang. Kamu nggak pulang?" Tanya Zahril. Kelasnya hari ini telah usai, jadi Zahril ingin pulang saja.

"Oh, aku masih ada pertemuan kajian kampus." Ananda tersenyum, bergeser sedikit dan membiarkan Zahril beranjak dari duduknya.

"Aku pulang dulu. Assalamualaikum, Nan." Ujar Zahril sambil memakai tasnya.

"Walaikumussalam."

Zahril mengangguk, tersenyum tipis ke arah Ananda sebelum pergi meninggalkan gadis itu.

Zahri keluar dari gedung fakultasnya dan berjalan ke parkiran mobil untuk mengambil mobil. Tapi belum masuk ke dalam mobil, seseorang memanggil Zahril.

"Zahril?"

Zahril berbalik dan menatap seorang pria yang berdiri di depannya sambil nyengir. "Bayu?"

Bayu mengangguk. "Lo udah mau pulang?"

"Iya, kak. Udah nggak ada urusan lagi." Zahril tersenyum canggung. Merasa tidak nyaman dengan kehadiran Bayu. Zahril tidak tahu mengapa dia merasa begini, padahal saat ketemu orang asing pun Zahril akan biasa-biasa saja. Apa mungkin karena pria di depannya ini punya hubungan dengan Putri?

Bayu mengangguk. "Ya udah. Gue cuma negur lo doang." Bayu terkekeh. "Ya udah, gue cabut. Bye Zahril!"

"Ok, kak."

Zahril memperhatikan Bayu yang berbalik dan melangkah menjauh, berjalan ke sekumpulan mahasiswa yang duduk di bawa pohon. Zahril menatap ke bawah, sekali lagi dia mengingat Putri.

"Sudahlah. Lo harus bisa Zahril! Lo orangnya kuat!" Zahril menyemangati dirinya sendiri. "Hanya lupakan. Gampang!"

Zahril masuk ke dalam mobil dan menjalankannya mobil nya untuk pulang.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now