Part 39. Usai Disini (Ending)

2.7K 262 46
                                    

Part 39. Usai Disini.

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen, ya.

~~~

"Maaf jika saja aku melakukan kesalahan. Bukan inginku mengakhiri hubungan. Hanya saja melepasmu mungkin hal terbaik untuk mengenal kembali arti kata cinta sesungguhnya."

💕Putri (Pelengkap Imanku) 💕


Lima hari sudah Putri tidak dapat kabar dari Zahril. Dua hari berada di rumah sakit membuat cewek itu bosan sendiri dan lebih memilih pulang cepat. Putri menggigit bibirnya saat pesannya selama lima hari tidak dibalas oleh Zahril. Cowok itu menghilang. Bahkan saat dia keluar rumah sakit bukan dia yang menjemput, padahal Putri sudah menaruh harapan.

"Gue masih nggak percaya Zahra pacaran. Cowoknya juga Kak Ilyas, kan? Dokter yang dulu datang ke sekolah?" Ujar Rina yang berada di depannya. Mereka berada di kantin sekolah yang ramai.

"Nggak usah dibahas. Nggak penting." Dengus Putri. Cewek itu kecewa dengan sikap Zahra di belakangnya. Cewek itu pacaran padahal Zahra yang sering menekankan pada sahabat-sahabatnya untuk tidak pacaran.

Rina mendesah. "Kita nggak keterlaluan, kan? Udah tiga hari Zahra nggak masuk. Gue agak khawatir dengannya. Anak-anak juga masih bercerita tentang nya."

"Itu resiko yang dia ambil sendiri karena bohong." Ujar Putri mendelik ke arah Rina. "Udah deh nggak usah dibahas nggak penting banget. Dia bukan lagi bagian dari kita. Gue nggak sudih berteman sama cewek munafik kayak dia."

Rina memilih diam. Dia sangat tahu sahabat satunya ini, jika dia sudah dikecewakan, Putri tidak akan memaafkan siapa pun. Rina kembali menikmati Mie ayam nya yang sudah setengah mangkuk. Sedang Putri kembali dengan ponselnya. Cewek itu tidak berhenti menggerutu membuat Rina hanya menggeleng kan kepala melihat kelakuan sahabat satu nya ini.

"Ihhhh... Pesan gue kok diabaikan sih." Sahut Putri mengacak rambutnya. "Dasar cowok dingin. Nggak punya perasaan. Nyebelin lagi. Ini udah lima hari tauu.. Ish dasar Kak Zahril nyebelin!!" cewek itu mendengus. Kembali meraih ponselnya yang tadi dia banting lantaran kesal. Putri nge-span Zahril. "Biar tahu rasa."

"Apaan sih? Bawa nama cowok gue lagi." Celetuk Rina menatap Putri.

"Siapa cowok lo?" Putri mengangkat wajah untuk melihat Rina.

"Kak Zahril. Kenapa lo bawa-bawa nama dia?"

Putri menatap tidak suka Rina. "Dia cowok gue!" Putri meletakkan lagi ponselnya dan mulai memakan batagornya yang belum tersentuh

Rina terkekeh. "Jangan halu. Dia cowok gue. Karena Kak Zahril anti dengan kata pacar biar nanti gue suru orang tua gue untuk ngelamar Kak Zahril. Bisa bahagia dunia akhirat gue." Rina mengadu saat kepalanya ditampol dengan sendok oleh putri.

"Lo yang halu. Kak Zahril mah pacar gue. Udah hampir dua bulan kami pacaran." Sahut Putri.

Putri mendengus. Bunyi notifikasi tanda pesan masuk membuat cewek itu dengan tergesa-gesa melepas sendok nya dan meraih ponselnya.

My Love Zahril.

Bisa ketemu nanti malam?

" Mau. Mau. Mau. GUE MAU!!" Putri memekik girang setelah membaca pesan dari Zahril.

"Lo kesurupan?" Delik Rina menatap sahabatnya yang hanya nyengir. "Malu tau dilihat orang."

Putri mengabaikan nya. Cewek itu dengan hari yang membuncah senang karena pesannya sudah dibalas oleh Zahril, jari-jari nya menari di atas layar untuk membalas pesan dalam hitungan menit.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now