Part 11. Mulai Pendekatan.

3.4K 289 6
                                    

Part 11. Mulai pendekatan

Putri mendesah pasrah saat tugasnya tidak diterima, cewek itu sudah capek-capek menyalin punya Rina tapi ujung-ujungnya tugasnya ditolak mentah-mentah oleh Pak Joko. Ditambah dipermalukan lagi di ruang guru.

Cewek itu mendengus, membawa langkahnya berputar arah ke arah kantin. Saat-saat beginilah ia malas mengikuti pelajaran, memilih bolos untuk mengembalikkan moodnya yang rusak.

"Mang, Batagornya satu nggak pakai saos, tapi kacangnya banyakin." Kata Putri ke penjual batagor yang setia dengan gerobaknya dan duduk di meja yang tidak jauh dari gerobak batagor Mang Dani.

"Siap, Neng." Mang Dani-penjual batagor, langsung membuat pesanan cewek itu dengan cepat.

"Neng bolos, ya? Baru juga pelajaran pertama."

Putri mendesah kemudian mengacak rambutnya dengan gemas. "Akh... Dasar guru resek. Nggak tau apa gue udah capek kerjain tuh tugas. Gue doain dah kuburannya disempitkan karena udah nyusahin gue."

"Napa deh, Neng?" Celetuk Mang Dani yang sudah meletakkan Batagor di depan cewek itu.

"Itu tuh guru. Nyebelin banget." Geram Putri menggebu-gebu.

"Ya emang gitu, Neng. Guru mah gitu, siswa selalu salah. Neng nya yang sabar aja. Mau dibikinin minum, Neng?"

Putri mengangguk dan mulai memakan Batagornya walaupun kekesalannya tidak menghilang
sama sekali. "Sabar ya sabar. Gue sabar kok, Mang. Gue cuma kesal, cuma tugas gue aja yang nggak diterima karena telat, padahal hanya telat satu menit aja. Emang yah tuh guru."

"Yang sabar, Neng."

"Kantin sepi ya, Mang." Celetuk Putri tiba-tiba.

Mang Dani meletakkan segelas jus jeruk di depan Putri. "Ya gitu, Neng. Ini kan jam pelajaran. Nggak ada yang mau pilih kantin untuk ngebolos. Takut ketahuan mereka."

Putri mengangguk. "Oh... Nggak ada nyali banget bolos. Nggak cocok tuh jadi siswa nakal."

"Bukannya gitu, Neng. Kalau petugas jaga udah menangkap mereka, hukumannya itu, Neng, Masyaallah. Nih aja Mang bingung lihat Neng di sini.

"Neng, baru ya di sini makanya tidak tahu?"

Putri mengangguk, masih menikmati makanannya.

"Mang saranin nih, mending cepatan makannya. Jam segini petugas bertugas."

"Biar dah. Gue nggak mood belajar hari ini. Mending dihukum deh."

.
.
.
.
.

Zahril berjalan di koridor setelah dari ruang ganti untuk mengganti seragamnya menjadi pakaian olahraga. Dia bisa melihat Pak Surjo yang sedang bertugas mencari siswa yang berani bolos. Guru itu berjalan ke area sudut sekolah tempat strategis untuk siswa yang suka bolos.

"Wei, pangeran ditungguin dari tadi. Kayak anak cewek aja lamanya."

Zahril mendengus dan menghampiri Zul yang sedang memegang bola basket. Zul melemparkan bola ke Zahril yang langsung menangkapnya.

"Pak Doni sibuk. Dia amanahin kita buat ngajarin teman-teman basket." Sahut Zul berjalan mengambil bola basket lain yang ada di keranjang bola.

Zahril mengangguk.

"Lo ajarin cowoknya aja. Biar cewek sama gue." Zul menyeringai.

"Dasar cowok brengsek." Dengus Zahril tapi kemudian berjalan ke sekumpulan teman cowoknya yang berdiri di lapangan meninggalkan Zul yang terbahak sendiri.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now