Part 35. Ketetapan Allah

2.4K 246 15
                                    

Part 35. Ketetapan Allah.

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen, ya.

~~~~

Zahril menatap bingung keadaan di sekitarnya. Terlihat aneh dan asing. Tempat yang tidak pernah dilihat oleh cowok itu. Dia memperhatikan keadaan yang putih. Sekitarnya putih dengan kabut tebal bahkan lantai nya pun putih.

"Kakak?"

Zahril mendongak mendengar suara Mamanya. Suara Lia berdengung di telinga.

"Mama?" Bisik Zahril. Cowok itu kembali memperhatikan sekitaran. Mencari sumber suara yang terdengar jauh. Tapi setelah Zahril memutar tubuhnya, dia tidak melihat siapa-siapa. Hanya kabut putih.

"Kakak!" suara itu terdengar lagi. Zahril merinding dengan suara itu. Walaupun lembut tapi tetap saja terasa aneh.

"MAMA!" Panggil nya. Kali ini lebih keras.

"Kak Zahril!" Kali ini suara Zahra. Zahril tersentak. Dia berbalik dan mendapati Zahra yang tersenyum ke arah nya. "Sini, kak. Ayo kita jemput Mama. Mama nggak tau jalan pulang."

Zahril menetap intens Zahra. Senyum dan tatapan mata cewek itu terasa aneh. Senyum tipis dengan mata berkaca-kaca. Terasa aneh. Segalanya terasa aneh untuk Zahril.

"Zahra." Panggil ya. Dia melangkah dengan perlahan mendekat kepada adiknya yang terlihat sedih. "Kenapa? Mama mana?"

Zahra diam kemudian menggeleng. Dan Zahril tidak mengerti keterdiaman cewek itu. Juga air mata yang mulai mengalir turun dari wajahnya.

Zahra tetap saja menggeleng dan terus memanggil mamanya. Zahril memegang tangan cewek itu saat dia sudah berdiri di depan Zahra. "Kamu kenapa, Zah?"

"Ini salah Zahra, Kak. Semuanya salah Zahra." cewek itu histeris. Menggelengkan kepalanya dengan keras. "Zahra takut, kak."

Zahril tidak mengerti, genggaman tangan mereka lepas seakan ada seseorang yang menarik mereka untuk memisahkan. "ZAHRA!" Teriak Zahril saat tubuh Zahra semakin jauh dengan tubuhnya.

Apa yang terjadi.

"KAK ZAHRIL!" Teriak Zahra.

Zahril tersentak bangun. Cowok itu memandang sekitarnya was-was kemudian bernafas lega saat menyadari dia ada di kamarnya. "Astagfirullah... Astagfirullah... Ya Allah." Zahril mencoba mengatur nafas. Peluh memenuhi dahi cowok itu. Jantungnya berdetak keras.

Mimpi apa tadi?

Aneh. Suara Mamanya. Zahra. Suasana yang seperti di dunia lain. Mimpi pertama Zahril yang berhasil membuatnya was-was sendiri. Hatinya tidak nyaman.

Zahril menghela nafas. Mencoba untuk menenangkan kembali pikirannya yang kemana-mana. Zahril melirik jam weker di atas nakas. Sudah hampir jam tiga subuh. Waktu terbaik untuk berkomunikasi dengan sang pencipta. Sepertiga malam.

Zahril menyibak selimut. Bergerak turun untuk ke kamar mandi. Dia menghabiskan waktu lima belas menit di dalam untuk membersihkan dirinya. Setelahnya memakai sarung dan koko terbaiknya.

Zahril membentangkan sajadah menghadap kiblat. Obat terbaik untuk menghilangkan kegelisahan nya adalah dengan menghadap Allah dengan sujud sholat malam. Zahril sholat dengan kusyuh. Pikirannya perlahan membaik lagi setelah mengerjakan sholat. Dia kemudian mengambil kitab suci Al-Qur'an yang berada di atas nakas, dekat dengan jam weker dan lampu tidurnya. Dia mulai membaca ayat-ayat Allah. Surah Ar-Rahman terdengar di ruang tidur maskulin itu.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now