Part 24. "Dia Milik Gue."

3.3K 367 33
                                    

Part 24. "Dia Milik Gue."

Happy Reading
Jangan lupa Vote dan Komen untuk Part ini.

~~~~

"Zah, gue mau pulang, " ujar Putri yang berbaring di samping Zahra. Sedari tadi cewek itu gelisah, tidak bisa menemukan sisi yang nyaman untuk tidur padahal sudah lama mereka berbaring di tempat tidur. "Gue nggak bisa tidur kalau bukan di kamar gue."

Zahra yang tadinya sudah menutup mata kembali membukanya, ditatapnya wajah Putri yang mengerut. "Tapi kan sudah sangat malam." Ujarnya serak.

Putri bangun dari tidurnya dan menyandarkan diri di kepala ranjang. "Gue mau pulang. Lo mau bertanggung jawab kalau besok gue nggak masuk sekolah? Besok kan ada ulangan harian dari Pak Surjo."

Zahra tampak berpikir sebentar. "Tapi kalau kamu mau pulang itu artinya aku harus bangunin Kak Zahril dong?"

"Eh, nggak usah. Gue bisa pulang sendiri kok, tinggal pesan Taxi Online juga. Gue nggak mau repotin kak Zahril lagi," Ujar Putri menggeleng.

"Aku nggak bakalan biarin kamu pulang sendiri," Zahra juga bangun dan bersandar ke kepala ranjang. "Tunggu di sini, aku bangunin Kak Zahril sebentar."

Putri mengangguk, Zahra turun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar kemudian membukanya dan menuju kamar Zahril di sebelah.

Kepala gadis itu menyembul masuk. "Kak? Kakak udah tidur?" Tanyanya saat mendapati kamar Zahril sudah dalam keadaan gelap gulita.

Zahra mengerutkan dahi, tidak biasanya Zahril tidur dalam keadaan gelap seperti ini. Setiap cowok itu tidur, pasti ada cahaya dari lampu tidurnya.

"Kak Zahril?" Panggilnya lagi.

"Kenapa?" Sahut Zahril dari arah belakang Zahra membuat cewek itu tersentak kaget.

"Ih... Kak Zahril ngangetin aja." Zahra mengerucutkan bibirnya. Dia menatap kesal Zahril yang berdiri menyengir di belakangnya.

Zahril terkekeh, dia menuju saklar lampu kemudian menekannya. Cowok itu menghampiri Zahra dan menekan pipi adiknya itu dengan gemas. "Lo ngapain di kamar gue?"

Zahra menggerutu dengan kesal. "Teman Zahra mau pulang, kak. Kita anterin, ya?"

Zahril duduk di tempat tidurnya. "Udah tengah malam. Besok aja."

"Is.... Ayo, kak. Putri nggak bisa tidur. Kalau teman aku sakit, kakak mau tanggung jawab, kan?"

"Loh kok malah gue yang tanggung jawab?" Zahril mengerutkan dahi. "Lo kan yang ngajak dia tinggal di sini?"

"Pokoknya Kak Zahril harus siap. Aku mau ke kamar Zahra lagi." Zahra mendengus sebelum keluar dari kamar kakaknya.

"Gimana?" Tanya Putri yang melihat Zahra masuk ke dalam kamar kembali.

"Kamu siap-siap, Kak Zahril mau nganterin kita pulang." Ujar Zahra.

.
.
.
.
.

Putri masuk ke dalam mobil diikuti dengan Zahra yang mengambil tempat di sampingnya. Sedangkan Zahril bersiap untuk menjalankan mobilnya.

Putri dalam keadaan diam, cewek itu terus menatap ke jendela memperhatikan hujan yang turun menerpa jendela kaca mobil mengabaikan lampu jalan dan kendaraan lain yang sekali-kali menyorot ke dalam mobil.

Putri kembali mengingat percakapan kedua orang tua Zahril yang ingin menjodohkan Zahril. Hatinya kembali tidak nyaman, terasa menyesakkan dan ada denyutan sakit.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now