Part 25. Terungkap juga

2.9K 335 11
                                    

Part 25. Terungkap juga.

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen part ini.

~~~~

Mid semester  dan ujian sekolah telah berlalu. Ujian Nasional tepat di depan mata. Zahril sedang sibuk-sibuknya belajar, mengumpulkan semua  soal-soal ujian tahun kemarin lalu mengerjakannya. Sebagian siswa kelas dua belas memenuhi perpustakaan untuk belajar begitupun Zahril yang sedang duduk di kursi meja perpustakaan sedang mengerjakan soal.

Zahril meringis mendengar perutnya yang berbunyi karena lapar. Cowok itu menatap sekelilingnya dan menghela nafas saat tidak mendapati seseorang yang dikenalnya. Ada sih tapi dia tidak dekat dengan siapapun. Dan kebanyakan penghuni perpustakaan adalah dari kaum hawa, hanya beberapa yang seperti dirinya.

Tidak punya pilihan lain karena dia sudah sangat lapar. Zahril mengambil ponselnya yang tadi dia letakkan di samping buku paket di atas meja kemudian mengirimkan pesan ke Zahra untuk membawakannya makanan karena yakin adiknya itu pasti berada di kantin.

Zahra yang baru saja keluar kantin bersama Putri menghentikan langkahnya saat merasakan ponselnya bergetar di saku rok abu-abu lebarnya. Cewek itu mengerutkan dahi saat membaca pesan yang dikirimkan Zahril.

Adikku tersayang yang cantik dan manis yang baiknya selangit. Tolongin kakak dong. Bawain makanan ke perpustakaan, ya? Kakakmu tersiksa kelaparan di sini.

Zahra mendengus membaca pesan Zahril. "Ngomongnya manis banget kalau ada maunya."

"Put! Aku balik ke kantin dulu mau beliin kak Zahril makanan. Tunggu aku."

Putri mengangguk. Membiarkan Zahra yang kembali masuk ke dalam Kantin kemudian melangkah ke bangku panjang yang ada di depan Lab.Komputer. Tidak lama dia melihat Adhi yang berjalan mendekat, sepertinya cowok itu mau ke kantin bersama dengan teman-temannya. Mata mereka saling bersitobrok sekian detik tapi Putri langsung memalingkan wajahnya.

Setelah kejadian di depan kelas itu, Adhi seperti enggan mendekat ke Putri. Setiap kali Putri melihat cowok itu atau berpapasan seperti tadi, Adhi akan menatapnya datar dan melewatinya seperti mereka tidak pernah kenal sebelumnya.

"Ayo." Zahra menepuk bahu Putri membuat cewek itu mendongak menatapnya kemudian mengangguk.

Lima menit mereka sudah sampai di depan perpustakaan. Zahra celengak-celenguk di depan pintu mencari keberadaan Zahril tapi dia tidak melihat kakaknya itu. Begitupun Putri yang berada di belakang Zahra.

"Masuk aja, yuk?" Putri berbisik di telinga Zahra. Takut membuat suara berlebihan saat melihat semua siswa di perpustakaan tersebut sedang serius, bahkan ruangan itu hening dengan sekali-kali terdengar bunyi kertas yang dibolak-balik.

Zahra membuka sepatunya terlebih dahulu dan menyimpannya di tempat sepatu yang hampir penuh. "Taruh aja sepatu kamu di atas sepatuku." Ujar Zahra melihat Putri yang kebingungan ingin meletakkan sepatu nya dimana.

"Ayo." Zahra berjalan masuk ruangan. "Assalamualaikum." Salamnya pelan hingga hanya petugas perpustakaan yang berada tepat di samping pintu yang mendengar dan menjawabnya.

"Walaikumussalam."

Zahra memasang senyum, menarik tangan Putri untuk mengikutinya melewati rak-rak buku untuk mencari Zahril.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now