Ekstra Part. Kehilangan.

2.4K 255 24
                                    

Ekstra Part. Kehilangan

Happy Reading
Jangan lupa Vote dan Komen!

Playlist = Bimbang-Potret (Cover By  Bianca Jodie)

~~~

"Pemberhentian terakhir dari langkah yang selama ini selalu menapak, dari tangan yang selalu mengetuk hati dan pergi setelah pintu terbuka, dan dari hati yang menemukan rumah yang sesungguhnya."

💕Putri (Pelengkap Imanku) 💕

Setelah hubungan mereka putus, Putri tidak pernah lagi melihat Zahril. Dua hari setelah malam itu juga semangat Putri hilang bersama angin malam yang menyapu air matanya. Rasanya sangat menyesakkan saat melihat Zahril melangkah pergi. Putri sudah mencoba untuk mengerti alasan mengapa cowok itu memutuskan hubungan. Hanya saja setiap dia melakukan itu, mencoba mengerti, hatinya ikut sakit dan ujung-ujungnya matanya kembali mengeluarkan air mata.

Bahkan jika hanya untuk diingat kenangan bersama Zahril tidak banyak. Komunikasi mereka juga. Tapi mengapa Putri merasa sangat kehilangan? Putri baru merasakan cinta seperti ini.

Setelah Zahril pergi, seakan-akan ada sesuatu di diri Putri yang ikut pergi. Semangat cewek itu hilang. Malam itu merenggut sesuatu dari diri Putri. Menjadikan cewek itu sebagai sosok pendiam dalam ratapan lukanya sendiri.

Putri menghela nafas. Dia menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya yang terlipat di atas meja. Kelas sedang sunyi. Sekarang jam istirahat, Putri tidak memiliki gairah untuk ke kantin bersama teman-temannya. Zahra belum masuk juga setelah kejadian memalukan itu.

Sepanjang hari Putri tidak melakukan apapun, dia hanya bertingkah seolah-olah dia mengerti saat jam pelajaran dimulai. Dan saat bel jam pelajaran berakhir, Putri bangkit dan berjalan keluar kelas. Jika alasan Zahril memutuskan hubungan karena ingin lebih memperbaiki dirinya, Putri akan berusaha untuk mengerti.

Putri tiba di rumahnya saat jam sudah menunjukkan pukul lima sore hari. Cewek itu menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur dengan padangan ke langit-langit kamar. Dia merasa lelah, dia ingin sekejap saja melupakan masalah kemarin.

Dering ponselnya membuat cewek itu tersentak bangun. Putri baru menyadari bahwa dia masih memakai seragam sekolahnya, bahkan sepatunya juga. Putri menghembuskan nafas lelah. Harinya kacau.

Putri merogoh ponselnya di saku Tas. Jantungnya berdetak keras saat melihat siapa yang menelfonnya. Itu Zahril.

"Assalamualaikum, kak?" Salamnya dengan suara bergetar. Untuk apa Zahril menelfonnya? Bisakah Putri berharap untuk hubungan mereka?

"Walaikumussalam." Zahril berdehem.

Putri diam, menunggu Zahril untuk bicara terlebih dahulu walaupun jantung dan pikirannya sedang tidak baik. Sepertinya Zahril diseberang sana juga merasakan kecanggungan. Cowok itu sedang menenangkan jantungnya setelah mendengar suara Putri. Zahril berusaha untuk tidak terpengaruh. Jika saja bukan untuk masalah adiknya, Zahril tidak akan menghubungi Putri. Dia sudah memantapkan hatinya untuk keputusannya tiga hari lalu, dia tidak mau gagal hanya karena mendengar suara yang paling dirindukannya.

Zahril menarik nafas sebelum berbicara. "Aku mau bicara. Ini tentang Zahra." Ujarnya.

Putri menghela nafas, pupus sudah harapannya mengira Zahril menelfonnya untuk memperbaiki hubungan, tapi ternyata bukan. Ini tentang Zahra, adiknya. Akan selalu tentang Zahra.

"Ada apa?" Tanya nya pelan.

"Zahra sudah cerita masalahnya. Aku dengar semua orang menjauhinya."

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now