Ekstra Part . Lamaran (Bagian 1)

3.1K 276 20
                                    

Ekstra Part. Lamaran.

"Jarak dan waktu nyatanya tidak membantu untuk melupakan. Beratus-ratus mil jarak diantara kita dan aku sudah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk berusaha melupakan. Tetap saja, kamu tidak bergesar sedikitpun. Kamu masih tetap di sana bertahta."

💕 Putri (Pelengkap Imanku) 💕


Dua tahun kemudian...

Suara langkah kaki terdengar tergesa-gesa di sepanjang koridor fakultas. Dengusan terdengar saat ditatapnya tangga di depannya. Tidak ada waktu untuk berpikir, cewek itu melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Dia telat lagi. Cewek dengan gamis yang menyapu lantai itu menambah kecepatan larinya saat sampai di koridor lantai tiga. Dia bisa membayangkan bagaimana dosen muda killer dengan tampang sangar itu bersidekap di depan kelas sambil menatap tajam dirinya lalu kemudian menggumankan, "Kamu telat lagi? Kamu serius kuliah atau tidak? Setiap jam saya selalu nya telat! Kamu tidak nganggep saya dosen di sini?"

Cewek dengan khimar biru tua itu menggeleng. Bukan waktunya untuk mengingat dosen menyebalkan itu yang sialnya setiap dia terlambat pasti pada dosen itu. Entah kebetulan atau apa. Dia juga tidak tahu.

Cewek itu menghentikan langkahnya di depan pintu berwarna putih yang sudah tertutup sepuluh menit yang lalu. Dia menggigit bibir gugup, dia ingin mengetuk pintu tapi ragu. Apalagi mengingat dosen tampan yang kontras dengan perilakunya.

Tapi apa boleh buat. Dia harus mengetuk pintu untuk mengikuti kuis. Lebih baik mendapat semprotan dari dosen itu dari pada harus mengulang di semester ini. Dia sudah kapok mengulang semester lalu. Dia tidak mau lagi.

Diketuknya pintu itu beberapa kali sebelum meraih kenop pintu untuk ditekannya. Dia bisa melihat teman sekelasnya yang sibuk mengerjakan soal kuis dan seorang dosen yang berdiri tegap di depan sana dengan mata menyorot tajam pada mahasiswa yang bandel suka menyontek.

"Assalamualaikum." Cicitnya pelan. Cewek itu menundukkan kepalanya saat menyadari Pak Wahyu--- Dosen yang terkenal killer itu memindahkan tatapan padanya.

Pak Wahyu menggeleng kan kepalanya. "Kamu lagi! Kamu tahu kan hari ini ada kuis? Minggu lalu saya sudah katakan untuk berangkat dua puluh menit sebelum jam saya. Tapi apa? Udah sepuluh menit teman kamu kerjakan soal dan kamu baru datang?"

"Maaf, Pak." Ujar Cewek itu.

"Hari ini saya beri toleransi karena ada kuis. Besok-besok jangan harap saya baik sama kamu! Sana duduk! Ambil soal di meja saya." Sahut Pak Wahyu dengan suara beratnya. Pria itu bergeser sedikit untuk mempersilahkan cewek dengan gamis abu-abu itu berjalan melewati nya.
"Kamu ini mau jadi apa nanti. Setiap jam saya telat terus. Kamu sengaja?" Pak Wahyu masih saja mengomel dengan tatapan yang masih saja menyorot tajam ke arah cewek itu. "PrincessPutri. Absen hari ini nama kamu kosong. Kamu ikut kuis saya tapi tidak dengan Absen. Hari ini kamu tetap Alpa di kelas saya. Sana duduk dan kerjakan soal kamu!"

"I.. Iya, Pak. Makasih!" Ujar Putri pelan dan berjalan ke kursi kosong yang berada paling depan. Dan sial ya lagi kursi nya itu berhadapan dengan meja dosen. Putri menghela nafas lega. Dia kira hari ini dia tidak akan masuk kelas lagi tapi untungnya Pak Wahyu baik hari ini walaupun keberadaannya di kelas ini tidak dianggap oleh Pak Wahyu ganteng itu.

Setelah mengambil pulpen dan meletakkan tas nya di laci meja. Putri mulai mengerjakan soal kuis. Untung saja kemarin malam dia sudah belajar mati-matian. Dia tidak mau lagi mengulang di semester ini. Membayangkan akan bertemu Pak Wahyu lagi membuat cewek itu bergidik ngeri.

Baru pertengahan jumlah soal dia kerjakan tapi waktu untuk kuis hari ini habis. Semua materi yang dia pelajari tadi malam bunyar sudah karena kegaduhan yang teman sekelasnya perbuat. Dengan panik Putri mengerjakan soal yang belum dia sentuh sama sekali. Dia melirik teman-teman sekelasnya yang sudah beranjak bangun untuk mengumpulkan lembar jawaban dan soal kepada Pak Wahyu yang duduk di meja Dosen.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now