Part 29. Keputusan

3.2K 297 17
                                    

Part 29. Keputusan.

Happy Reading
Jangan lupa Vote dan Komen, Ya.

~~~~

Zahril keluar malam. Hal yang tidak pernah cowok itu lakukan. Hanya untuk menghilangkan keresahan yang dia rasakan, Zahril memilih untuk keluar malam dan mengendarai mobilnya di jalan jakarta yang padat pada malam hari. Zahril memilih mengarahkan mobilnya ke sudut kota kemudian menghentikan mobilnya di parkiran taman yang bersampingan dengan pantai.

Sorot lampu membuat tempat itu tampak indah dengan beberapa tanaman pot dan bangku-bangku sejajar yang disediakan untuk pengunjung. Cukup ramai tempat ini pada malam hari.

Zahril keluar dari mobil, mengambil nafas panjang menikmati harum asin angin laut yang menerpa tubuhnya. Cowok itu mendekat ke pembatas beton, berdiri menghadap ke pantai menatap lampu nelayan yang terlihat redup dari tempatnya berdiri. Zahril sejenak menghela nafas, perlahan punggungnya mulai rileks. Angin laut dan bunyi deburan ombak membuat pikiran cowok itu sedikit demi sedikit kembali tenang.

Sekian lama Zahril dalam posisi itu, tetap bergeming dengan pikiran yang masih saja penuh dengan perjodohan dan juga Putri. Jika saja Papanya mengatakan hal ini lebih cepat mungkin Zahril tidak akan bimbang seperti sekarang ini dan akan mudah untuk dirinya menyetui untuk menikah dengan Ananda. Tapi sekarang beda, hatinya sudah tertambat pada Putri.

"Kak Zahril?" Sahut seseorang di belakangnya.

Zahril berbalik perlahan, baru saja sosok itu muncul dipikirkannya dan tau-tau sudah berada di depannya. Zahril kemudian melirik seorang cowok yang berada di samping seseorang itu.

"Kak Zahril ngapain di sini?" Tanya cewek itu lagi.

Cewek itu adalah Putri.

Sudah dari tadi Putri melihat Zahril berdiri diam dari bangku panjang yang berada tidak jauh di belakang Zahril tapi baru memiliki nyali untuk menghampiri cowok itu.

"Nggak ngapa-ngapain," jawabnya, pandangannya masih tertuju ke sosok di samping Putri. "Dia siapa?" Zahril bahkan terkejut dengan pertanyaannya sendiri, dia tidak sadar sudah melontarkan pertanyaan yang bukan urusannya sama sekali.

Putri tersenyum. "Dia Kak Bayu, sepupu aku, Kak." Sambil menunjuk cowok di sampingnya dengan jari jempol.

Zahril mengangguk, entah sejak kapan punggungnya kembali tegang, Zahril baru sadar saat dengan perlahan punggungnya kembali rileks. Zahri mengulurkan tangan kanannya. "Zahril."

"Bayu." Bayu menjabat tangan Zahril, melirik Putri sebentar sebelum kemudian menatap Zahril kembali. "Lo kayak nggak asing. Lo kuliah di UI?"

Zahril mengangguk. "Baru masuk tahun ini."

Bayu mengangguk. "Oh lo Zahril yang terkenal itu? Sang pangeran fakultas Ekonomi dan Bisnis, sampai-sampai cewek menjerit kalau lo lewat. Maklum sih, lo ganteng." Bayu terkekeh. "Gue senior lo di sana. Tapi beda fakultas, kalau gue, Fakultas Hukum. Ketua BEM."

Zahril terkekeh. "Biasa aja kok, Kak." Zahril sedikit canggung saat melihat Bayu menaikkan tangan untuk memeluk bahu Putri. Zahril melirik sebentar ke arah Putri yang seakan tidak nyaman dengan sentuhannya itu. Zahril ingin menegur, tapi takut jika saja mereka salah paham. Cowok itu hanya bisa mengepalkan kedua tangannya dan memalingkan wajah. Tidak bisa melihat adegan itu.

Sekali lagi dia merasa jadi pengecut di sini.

"Lo udah sejak kapan kenal Putri? Eh btw dia pacar gue sekarang." Bayu tertawa kemudian langsung meringis saat mendapatkan cubitan di perutnya. Dia menatap Putri yang menatapnya balik dengan tatapan protes.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now