Part 11. 1 Mulai Pendekatan

3.2K 291 4
                                    

Part 11.1 Mulai Pendekatan.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi tiga puluh menit yang lalu, sekolah juga sudah sunyi. Putri mendengus menatap Adhi yang berdiri dengan kedua tangan memegang sapu dan pel.

"Nih ambil. Lo yang sapu gue yang ngepel." Katanya sambil menyodorkan sapu.

"Malas gue, lo aja. Kan gara-gara lo gue dihukum." Ujar Putri. "Lain kali malas gue dengerin lo."

Adhi terkekeh, dia kemudian menghampiri Putri dan memaksa cewek itu untuk mengambil sapu. "Nggak usah ngomel, salah sendiri turutin gue.

"Ayo cepat. Tuh Polisi Pak Surjo memperhatikan kita dari tadi." Ujar Adhi sambil melirik ke arah parkiran di mana Zahril bersandar ke mobilnya dengan Zahra di samping cowok itu.

Putri mengambil dengan pasrah sapu itu dan melangkah meninggalkan gudang penyimpanan ke koridor kelas sepuluh dengan Adhi. Tidak jauh dibelakang mereka, Zahril mengajak Zahra untuk menemaninya mengawasi dua orang itu. Dengan kesal Putri mulai mengerjakan hukuman, Adhi yang memperhatikan cewek itu tersenyum, tangan cowok itu sibuk memasukkan alat di dalam ember yang berisi air. "Sapu yang bersih, sayang. Belajar buat jadi istri gue sekalian."

"Apaan sih lo. Cepetan gih kerjanya. Gue mau pulang!"

"Wihhsss.. santai, Bos." Adhi tertawa keras, juga mulai mengepel bagian lantai yang sudah Putri sapu.

Putri mendengus kemudian mengabaikan Adhi, karena bisa ditebak jika cewek itu terus membuka mulut untuk membalas perkataan Adhi, mereka bukan lagi membersihkan, Putri bisa-bisa menyiram cowok itu dengan air ember bekas pel ke wajah Adhi karena saking kesalnya.

Beberapa menit mereka diam, hingga Putri bingung kenapa Adhi tidak menyahut sama sekali karena saking sibuknya, cewek itu berbalik dan langsung membulatkan mata. "ADHIIII.... KENAPA LO INJAK LAGI LANTAI YANG SUDAH LO PEL?"

Adhi terperanjak kaget, cowok itu menatap Putri polos dengan tangan yang menggaruk belakang kepalanya. "Ya bagaimana lagi, tadi lantai di sana kotor, gue bersihin eh enggak tau kenapa jejak kaki gue tinggal di situ. Kaya nya gue lupa kantongin tadi. " Cowok itu menyengir.

Putri mengangkat tangan membuat gerakan mencakar. "Lo nggak usah ngadi-ngadi! Lo bersihin lagi. Gue mau cepatan pulang, Adhiiii."

"Iya. Iya. Ini gue bersihin lagi." Ujar Adhi dan mulai mengepel lagi.

Zahril yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua menyunggingkan senyum geli hingga tawa kecil keluar dari mulut cowok itu karena secara tidak sengaja Zahril memperhatikan sikap Putri.

Cewek ajaib.

.
.
.
.
.

Dua jam berlalu barulah pekerjaan mereka selesai. Putri menyeka keringat di dahinya dan berbalik menghadap Adhi. "Nih, titip sapu. Gue langsung mau pulang."

Adhi mengangkat sebelah alisnya. "Yang seharusnya pergi simpan ini itu loh."

"Issh.. Gue nggak mau. Gue mau cepetan pulang. Mama gue udah telfon dari tadi." Putri menyandarkan sapu di dinding koridor kemudian mengambil tasnya yang dia letakkan di pinggir koridor.

"Gue pulang, Bye...." Teriaknya sambil melambaikan tangan kepada Adhi yang menatapnya protes. Kemudian berlalu begitu saja meninggalkan cowok itu. Putri sampai di parkiran sekolah, mobil Zahril masih terparkir di tempatnya, tidak lama Zahra keluar dari mobil dan memanggil Putri.

"Putri pulang sama siapa?" Tanya cewek itu sembari tersenyum.

"Mau pesan ojek online, motor gue masih di bengkel, nih." Ujar Putri memelas, sengaja agar dia bisa nebeng di mobil Zahril lagi.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now