Part 3. Es Berjalan?

4.8K 400 10
                                    

Part 3. Es Berjalan.

Putri mengendarai motornya melewati gerbang sekolah dengan kecepatan sedang ke arah parkiran motor berada. Setelah memarkirkan motornya, gadis itu langsung berjalan meninggalkan area parkiran untuk ke kelasnya.

Putri menghentikan langkah saat matanya menangkap seorang cowok yang baru saja keluar dari mobil dengan tas di punggungnya. Gadis itu tidak bisa menghentikan bibirnya yang melengkung naik membentuk senyum lebar saat melihat Zahril berdiri di samping mobilnya.

Tapi senyuman itu tidak berlangsung lama tatkala ia melihat langsung seorang cewek berhijab yang juga turun dari mobil tersebut.

"Cewek menyebalkan itu lagi," Guman Putri sambil menghentakkan kakinya kesal melihat Zahra yang mencium tangan Zahril. "Pake cium-cium tangan segala lagi."

Putri memperhatikan mereka hingga Zahra berbalik badan dan melangkah ke arah kelas mereka berada sedangkan Zahril melangkah berlainan arah, tepatnya cowok itu berjalan ke arah Putri berdiri.

Sesuatu terlintas dipikiran Putri saat memperhatikan cowok itu mengambil headset di saku celana abu-abunya dan memasangkannya di telinga. Putri mengembangkan senyum misterius.  Dia kemudian berlari kecil-kecil ke arah Zahril yang menunduk menatap jalanan, tidak
memperhatikan sekitaran. Gadis itu menambah kecepatan larinya saat jarak diantara mereka menipis.

"Uwaa.." Pekik Putri keras.

Bukkk.

"Astagfirullah." Zahril terkejut saat seseorang tiba-tiba saja menabrak bahunya hingga tas yang di bawahnya terjatuh. Cowok itu menatap seorang gadis yang meringis tidak jauh dari tempat tasnya terjatuh.

Zahril mengambil tasnya dan berjongkok didekat gadis itu.

"Lo baik-baik saja?" Tanya nya.

Putri tidak bisa menahan senyumnya saat menyadari Zahril sedang berjongkok disampingnya.  Tapi dengan cepat senyuman itu digantingan dengan wajah yang seolah-olah menahan sakit.

"S..sakit, kak. Lutut Putri berdarah," sahut Putri sambil berbalik kepada Zahril ke lain arah.

Zahril terdiam memperhatikan sekilas luka di lutut Putri.

Putri tidak sabar menerima uluran
tangan cowok itu dan pasti Zahril akan membantunya berjalan seperti di novel-novel yang pernah dia baca.

Cinta asmara gue akan segera dimulai . Pangeran abu-abu gue! Batin gadis itu tidak sabaran.

Putri mengerutkan dahi saat tiba-tiba saja Zahril berdiri dan meraih ponsel dari saku celana abu-abunya.

"Lo gugus tiga kan?" sahut Zahril dengan tatapan tidak terarah ke Putri sama sekali.

"I.. Iya, kak," jawab Putri dengan bingung. Pasalnya Putri tidak melihat tanda-tanda bahwa cowok yang menjulang di depannya ini akan membantunya, seperti di novel-novel romantis remaja saat seorang cewek terjatuh pasti ada tangan seorang cowok yang terulur untuk membantunya.

"Aine?" Zahril bersuara dengan ponsel di telinganya. Cowok itu menatap kembali luka di lutut Putri yang tampak memerah. "Bisa lo ke parkiran sekarang? Ada anak gugus lo yang jatuh di sini."

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now