Part 18. 1 Camping.

2.9K 310 8
                                    

Part. 18. 1 Camping.

Happy Reading
Jangan lupa Vote dan Komen.

~~~~

"Kak! Bantu aku siap-siap dong. Aku nggak tau mau nyiapin apa buat kemah." Zahra mendorong pintu kamar Zahril yang tidak pernah dikunci dengan kasar. "Aku sudah siapin Tas besar, tapi aku nggak tau apa-apa yang harus di bawa." Zahra mengerucutkan bibir dan hampir menangis saat melihat kamar Zahril yang kosong dan sudah sangat rapi, berbanding terbalik dengan kamarnya yang sudah mirip kayak kapal pecah.

"Kak? Kak Zahril di mana sih?" Ujar Zahra sambil melangkah kan kaki menuju pintu balkon yang terbuka. Zahra menghentakkan kaki kesal saat melihat Zahril tampak sibuk dengan gitarnya.

"Iih.. Kak!" Panggilnya menarik paksa gitar yang sedang berada dipelukkan Zahril. "Bantu aku siap-siap, Kak! Aku nggak tau harus bawa apa. Ini sudah malam, aku takut besok nggak bisa siapin semuanya dan malah ketinggalan Bus."

Zahril menghela nafas. "Apa nya yang susah sih? Lo cuma harus nyiapin pakaian ganti, Zah! Ribet amat sih."

"Udaaaahhh. Aku bawah tiga gamis, Kak."

"Ya, udah. Selesai kan?" Tanya Zahril malas, cowok itu kembali meraih gitarnya yang berada di tangan Zahra tapi Zahra tidak membiarkan, cewek itu memegang erat gitar tersebut.

"Cuma nyiapin pakaian aja, Kak? Nggak ada yang lain?" Tanyanya tidak yakin.

Zahril mengalah, ditatapnya Zahra dengan sebal. "Mana sini tas lo."

"Ada di kamar." Jawab Zahra polos.

"Ya, bawah ke sini adikku sayang." Ujar Zahril greget sendiri.

Zahra melepaskan gitar dari tangannya dan memandang lama Zahril dengan bibir yang mengerucut kembali. "Tas nya berat." Ucapnya pelan. "Aku nggak bisa bawa. Kakak aja yang ke kamar aku."

Zahril menghembuskan nafas kesal, dia kemudian berdiri dan melangkah masuk ke dalam kamar menuju kamar Zahra. Zahra mengikuti di belakang dengan perasaan senang.

Zahril membuka pintu dan menyergit kan dahi melihat keadaan kamar yang sangat berantakan. Pakaian dimana-mana, ada di atas tempat tidur dan terhambur di lantai dengan lemari pakaian yang sudah kosong. Zahril berbalik menatap Zahra yang menyengir ke arahnya.

"Hehehe.. Kamar aku kok bisa jadi kek gini, ya? Zahra nggak sadar udah ngacak kamar." Ujarnya tanpa rasa bersalah.

Zahril menatap kesal Zahra yang sudah berjalan masuk mengambil Tas nya dan kembali kehadapan Zahril. "Ini kak, masa Aku cuma bawa gamis sih?"

Zahril memperhatikan tas Zahra yang hanya diisi dengan apa yang dikatakan Zahra tadi, tiga lembar gamis dan beberapa khimar. "Bawa yang bisa bikin anget, Zah. Jaket, kos kaki. Kalau bisa jaketnya yang tebal. Eh, Senter juga jangan lupa bawa." Ucap Zahril mengamati Tas Zahra yang masih berada di depannya.

"Lo nggak bawa peralatan mandi?" Tanya Zahril mendongak menatap Zahra yang mengerutkan dahi.

"Ngapain bawa itu?"

Zahril menghela nafas. "Emang di sana lo nggak mau mandi?" Zahril membalikkan tubuh Zahra dengan paksa dan mendorongnya. "Sana, ambil. Sabun dan sikat gigi, kalau pasta gigi nggak usah. Gue yang bawa."

Zahra menghilang ke dalam kamar mandi. Tidak lama dia keluar. "Kak, gayung nggak di bawa sekalian?"

"Nggak usah. Sini lo, " panggil Zahril. "Seragam olahraga lo jangan lupa juga."

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now