Part 38. Omelan dan Nasehat Zahra

2.3K 245 13
                                    

Part 38. Omelan dan Nasehat Zahra.

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen, ya!

~~~~

Sesuai perkataan cowok itu semalam. Paginya Zahril sudah bersiap-siap untuk kembali ke rumah sakit. Di ruang makan, dia bertemu dengan Bi Ijah, seorang wanita yang Papa nya tugaskan untuk urusan rumah.

"Selamat pagi, Bi." Ujarnya kemudian bergabung dengan Papa nya yang sudah duduk di meja makan.

"Selamat pagi juga." Seperti biasa, Bi Ijah membawakan susu cokelat hangat untuk Zahril dan meletakkan ya di samping piring Zahril.

"Makasih, Bi."

"Sama-sama." Sahut Bi Ijah dan kembali ke dapur.

Kemudian hening. Hanya ada suara sendok yang beradu dengan piring. "Papa, Zahril izin ke rumah sakit." Ujar cowok itu setelah memakan sarapan nya.

Rahmma mendongak dan menatap anaknya. Wajah pria dewasa itu sedikit lebih kurus dan jika lebih diperhatikan lingkaran hitam di bawah matanya akan terlihat. "Siapa yang sakit?"

"Ummm.. Teman Zahril, Pa." jawab Zahril kikuk.

Rahman mengangguk. "Jangan pulang telat. Nanti sore temani Papa ke rumah yatim."

"Oke, Pa."

Zahril bangkit dari duduknya. Dia berjalan mendekat kemudian menyalim tangan Papanya kemudian memeluk nya erat. "Papa baik-baik, ya. Jaga kesehatan. Zahril berangkat. Assalamualaikum," Ucapnya pamit.

"Waalaikumussalam."

Zahril masuk ke dalam mobil nya untuk ke rumah sakit. Kebetulan hari ini mata kuliahnya hanya satu dan itupun jadwalnya jam 1 siang nanti jadi Zahril menyempatkan diri untuk ke rumah sakit.

Sebelum sampai ke rumah sakit, Zahril mampir sebentar di kedai pinggir jalan untuk membeli makanan. Dia yakin Tante Fatma pasti belum makan. Setelahnya dia kembali menjalankan mobil nya.

***

Zahril sudah berada di ruang rawat Putri selama lima jam lebih. Fatma sedang pergi menembus obat dan Zahril ditugaskan untuk menjaga Putri yang sedari tadi tidur karena pengaruh obat yang baru saja dia makan.

Wajah cewek itu masih terlihat Pucat. Zahril belum melihat mata Putri selama dia tiba di sini. Cowok itu menghela nafas. Memperbaiki duduknya yang tidak nyaman.

Terdengar pintu terbuka dan Fatma muncul dengan membawa sekantung kecil camilan. "Zahril makan dulu sini kue nya. Itu juga tante bawakan kopi." Ujarnya meletakkan bawaannya di meja kecil depan sofa.

"Eh. Padahal nggak usah, Tante. Saya kan jadi repotin." Sahut Zahril menggaruk tengkuknya karena merasa bersalah.

"Zahril yang ngerepotin, kok. Justru Tante yang harusnya berterimakaasih karena udah jagain Putri."

"Ahh, Tante. Udah kewajiban Zahril jadi pacar Putri." Zahril tersenyum tipis. Kata pacar yang keluar dari bibirnya terasa tidak menyenangkan. Zahril kemudian berjalan ke sofa. Mengambil Cup kopi dan meminumnya sedikit. Zahril memperhatikan Fatma yang telaten membuka bungkus camilan dan meletakkan nya di depan Zahril.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now