Part 21. Kekhawatiran yang Tidak Pantas.

2.9K 324 18
                                    

Part 21. Kekhawatiran yang Tidak Pantas

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen yang banyak untuk dukungannya.

~~~~~~

Sudah satu jam kabar menghilangnya Putri tersebar, semua petugas patroli perkemahan di beri instruksi untuk masuk ke dalam hutan. Suara panggilan dan teriakkan menggema di dalam hutan dengan pencahayaan dari lampu senter menyorot kemana-mana.

Sudah satu jam juga Zahril mencari tapi nihil, keberadaan Putri belum ditemukan juga.

"PUTRI!" Teriak Zahril frustasi. Rasa kekhawatiran menggerogoti hatinya sedari tadi. Semakin dalam dia menyusuri hutan semakin dalam juga kekhawatiran nya.

Zahril menyusuri hutan dengan sebelah tangan membawa senter yang menyorot semak-semak dan pepohonan sedari tadi, berharap dengan itu dia bisa menemukan sosok Putri. Cowok itu menggeram marah saat mengingat Adhi. Zahril berjanji kalau Putri sudah ditemukan, dia pasti akan memberi cowok itu pelajaran. Zahril tidak sempat bertemu Adhi tadi yang saat ini juga sibuk mencari Putri. Untunglah, mereka tidak bertemu, karena kalau itu terjadi Adhi pasti sudah sekarat di tangannya.

Cukup lama Zahril berteriak keras terus menerus memanggil nama Putri hingga tenggorokannya terasa sakit sampai dia mendengar suara tangis lirih, sangat lirih dari balik pohon besar yang berada di depannya.

"Putri?" Sahut Zahril. Cowok itu melangkah ke pohon besar dan menemukan Putri sedang berjongkok.

Zahril mendesah lega. "Akhirnya lo ketemu juga."

Putri mendongak, wajah cewek itu penuh dengan air mata, sorot mata Zahril berubah tajam saat melihat pergerakan Putri yang berdiri dan spontan memeluk Zahril dengan sangat erat sambil memuntahkan tangisnya.

"Apa yang lo la-" Zahril mencengkram bahu Putri untuk mendorong balik tapi urung saat merasakan tubuh cewek itu bergetar hebat.

"Sebentar aja, kak. Aku butuh sebentar." Ujar Putri pelan sambil mengeratkan pelukannya.

Perlahan tubuh Zahril berubah rileks, cowok itu membiarkan Putri memeluknya dan menyadari suhu tubuh Putri yang sangat dingin dan bergetar hebat. "Shttt.. lo aman sekarang. Jangan takut, ada gue. Tenanglah." Ucap Zahril sambil mengelus pelan punggung Putri berharap dapat menenangkan cewek itu.

Tapi ternyata tidak, Putri terlanjut tidak sadar kan diri.

.
.
.
.
.

Semua sudah menunggu di tenda PMR saat kabar Putri sudah ditemukan, Zahra melihat Zahril yang menggendong Putri dengan wajah dingin cowok itu.

"Minggir." Desis Zahril kepada Adhi yang menghalangi jalannya.

"Biar gue aja." Sahut cowok itu bersiap untuk mengganti kan Zahril.

Zahril menggeram. "Nggak usah." Zahril berjalan melewati Adhi dan masuk ke dalam tenda PMR dan membaringkan Putri dengan perlahan.

"Dia pingsan karena kedinginan." Ucap Zahril ke petugas yang sudah mengambil alih Putri untuk diperiksa.

Setelah memastikan petugas memeriksa Putri, sekali lagi matanya menyorot ke arah gadis itu yang masih dalam kondisi tidak sadarkan diri Zahril keluar tenda dan berjalan ke arah Zahra yang sedari tadi tidak bisa berhenti menangis.

"Kak, Putri bagaimana? Dia nggak apa-apa, kan?" Ucap Zahra saat Zahril tiba di sampingnya.

"Udah nggak apa-apa. Dia hanya ketakutan dan sedikit kedinginan." Ujarnya membuat orang-orang di sekitar mendesah lega.

PUTRI (Selesai) Where stories live. Discover now