<2>

366 34 7
                                    

Tok tok tok

Bi Kiran-asisten Panti Asuhan Sonita-membuka pintu. Bi Kiran terkejut mendapati Sonita dan seorang bayi di depan teras rumah tersebut.

"Ya ampun Ta. Cepetan masuk," tanpa basa basi Sonita langsung masuk dan berlari membawa bayi itu ke kamarnya.

"Kamu temukan bayi itu dimana Ta?" Sonita tak menggubris pertanyaan dari Bi Kiran. Pasalnya Sonita tengah sibuk memberikan bayi itu baju dan membersihkannya. Tanpa pikir panjang Bi Kiran membantu Sonita membersihkan bayi perempuan itu.

Panti Asuhan Sonita tidaklah besar. Sonita hanya mengasuh beberapa anak, untuk di jadikan keluarganya di rumah tersebut. Rumah dari peninggalan kedua orang tua Sonita. Rumah itu cukup besar, dan setelah kematian kedua orang tua Sonita, Sonita hanya tinggal berdua dengan Bi Kiran.

Bi Kiran telah lama berada di rumah tersebut. Bahkan Panti Asuhan yang dibangun oleh Sonita hanya 2 orang yang mengurusnya. Dirinya dan Bi Kiran. Saat ini terdapat 5 anak dalam Panti Asuhan. Nahal, Ilya, Witry, Azlan, dan terakhir bayi yang baru di bawa oleh Sonita.

"Sonita, kamu dapet bayi ini dari mana? " mereka berdua telah selesai. Sekarang Sonita sedang duduk di samping bayi tersebut, yang telah terlelap dalam tidurnya. Dan Bi Kiran tengah duduk di sofa panjang dekat pintu kamar mandi.

"Tadi aku-" belum sempat Sonita mengatakannya, Nahal telah masuk ke kamar.

"Bun, Bunda tau gak. Tadi tuh hujannya keras banget. Nahal lagi maen di luar. Terus ada petir. Nahal kaget, Nahal langsung lari masuk ke rumah. Tapi di depan pintu lantainya licin. Nahal jatuh. Lihat ini Bun," sambil menunjukkan lebam yang berada pada sikunya. Nahal terus saja menatap Sonita.

"Nahal keluar aja dulu ya. Nanti Bi Kiran yang obatin lukanya. Temanin Azlan dulu ya." Bi Kiran sudah maju dan menyuruh Nahal keluar.

Nahal melirik ke belakang."Wah, Nahal punya adik baru lagi ya? Y-" Mulut Nahal sudah ditutup oleh tangan mungil milik Ilya.

"Kak, dedek bayinya lagi tidur. Ayo main ama adek Azlan aja." Nahal dan Ilya sudah keluar. Nahal keluar dengan raut wajah sedihnya. Namun itu tak bertahan lama. Ia sudah asik bermain bersama saudara-saudaranya-anak Panti yang lain. Nahal berusia 8 tahun, Ilya 5 tahun, Witry 5 tahun, dan Azlan 3 tahun.

Bi Kiran sudah duduk kembali ke sofa. "Ita, cerita. Jangan sampai bayi ini masih punya keluarga. " Sonita masih melamun. "SONITA! "
sontak Sonita berbalik dan langsung melotot ke Bi Kiran.

"Sssstt, bayinya lagi tidur," bisik Sonita, lalu berdiri. Mengajak Bi Kiran ke teras depan rumah. Hujan telah reda.

Setalah beberapa menit Sonita membicarakan asal mula ia menemukan bayi tersebut, kini Bi Kiran hanya melamun. Pasalnya, Sonita juga menemukan sebuah surat. Yang berisikan bahwa bayi itu tidak memiliki kelurga lagi. Sonita hanya mengingat nama yang diberikan penulis surat itu kepada bayi yang ia temukan.

Frisya, nama bayi tersebut. Tapi Sonita tak pernah memberikan nama kepada anak Asuhnya dari surat yang ia temukan bersama bayi-bayi tersebut. Sonita selalu memastikan, apakah anak asuhnya sudah tak memiliki keluarga lagi atau malah sebaliknya. Jika masih ada, anak yang akan ia asuh, akan ia berikan kepada keluarganya.

"Siapa nama yang akan kau berikan?" Bi Kiran sudah memasang telinganya baik-baik.

"Nabila, Nabila Frisya Sonita." Sonita telah memutuskan.

...TBC...
|
|
|
Gak suka ya 2 bagian ngebahas Bunda Sonita mulu. Tenang aja di next part udah masuk ke tokoh utamanya. So Stay terus. Jangan sampai absen bacanya.

Jangan lupa Voment 💖

Sedih tau, liat ada yang baca tapi gak ada yang Like 😶

Ya udah deh. Terserah kalian. Yang penting kalian Enjoy cerita aku.

Aku akan berusaha agar bisa Up setiap minggunya. Ok 🌹

Thank You 💙




CLASSIC [Completed]Where stories live. Discover now