Epilog

144 7 0
                                    

Hari ini sudah sedekah belum?
Kalo belum vote yuk sebelum baca biar gak lupa:) Sekalian sedekah.

Kalau ada typo atau kesalah komen ya:)

Happy Reading my lovely readers
~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~

Triiiingggg. Bel pulang sekolah berbunyi. Rara dan Nabila keluar dari gerbang sekolah sambil melemparkan senda gerau satu sama lain. Devan menunggu di depan pintu, menjemput mereka berdua.

Setelah 2 bulan, Hari-hari di sekolah kembali normal, walau sedikit berbeda untuk teman sekelas Raya. Begitupun dengan panti, semuanya normal terkendali. Dan ada kabar baik, Nahal dan Helena resmi bertunangan. Mereka akan melangsukan pernikahan tidak lama lagi.

Mobil berwarna putih itu melaju di tengah padatnya jalanan ibu kota. Dan pergi ke suatu tempat yang sunyi dan jauh dari pemukiman. Sekali seminggu, mereka akan kesini sepulang sekolah. Makam milik Raya. Rara dan Nabila rutin mengunjunginya dan berbagi segala keluh kesahnya ke Raya, layaknya seorang sahabat, namun telah beda alam.

Tidak ada raut wajah sedih di wajah Rara dan Nabila saat berkunjung kesini semenjak 1 bulan terakhir. Mereka hanya menampakkan kebahagiaan, seraya menceritakan apa yang terjadi di sekolah maupun di panti selama seminggu ke pada Raya.

"Raya, gile lo tau gak, si Rara tadi gak sengaja manggil Devan sayang di sekolah pas di jemput. Ngakak parah, gue ampe sumpel mulutnya nih anak, hahahaha," celetuk Nabila diakhiri gelak tawa, dan wajah kepiting rebus oleh Rara.

Ya, Rara dan Devan resmi berpacaran. Telah berjalan 1 bulan. Mereka berdua menemukan kecocokan satu sama lain. Walau, setiap hari beradu argumem yang konyol.

Sedangkan Nabila, dia dekat lagi dengan Farhan, namun setelah kejadian itu, tidak ada kepastian di antara mereka, tidak ada yang ingin memulai bicara. Jadi, mereka hanya menjadi teman dekat.

Sebulan penuh setelah kematin Raya, semuanya menjadi tidak teratur. Rara dan Nabila masih tenggelam dalam kesedihan. Mereka berdua kehilangan sahabat mereka. Bukan hal yang mudah untuk melewatinya.

Selama sebulan penuh pula, Farhan berkunjung tiap hari ke panti untuk melihat kondisi Nabila. Nabila hanya berdiam diri di kamar terus menerus, makan pun hanya jika di paksa.

Setelah hari itu pula, hubungan Nabila dan Devan kembali seperti semula. Walau tidak ada yang mengatakan untuk berhenti. Tapi, Devan memutuskan seperti itu.

Setelah mencurahkan semua yang Nabila dan Rara inginkan, mereka beranjak pergi meninggalkan pemakaman yang sudah tampak gelap. Matahari sudah kembali bersembunyi.

Keesokan harinya, adalah hari pernikahan Helena dan Nahal. Semua berjalan dengan lancar. Pestanya meriah, dan dihadiri oleh banyak orang. Tidak sedikitpun yang melenceng dari perkiraan. Hari itu menjadi hari yang bahagia dan menyedihkan untuk yang lain.

Setelah pesta selesai, mereka pulang dan membersihkan diri masing-masing. Nabila turun makan malam bersama dengan anak panti lain. Helena sibuk mengurusi dapur di temani oleh bi Kiran.

Namun, 1 bulan terakhir, kondisi Bunda Sonita tidak terlalu bagus. Ia sering sakit-sakitan dan pulang balik rumah sakit. Hingga hari ini adalah yang terakhir kalinya ia ke rumah sakit.

Makan malam di mulai dengan tenang, suara garpu dan sendok yang beradu memenuhi meja makan. Semuanya makan dengan lahap hingga selesai.

Makan malam selesai dengan tenang. Bunda Sonita berpamitan untuk pergi ke kamar. Namun, baru berdiri dari kursi Bunda Sonita sudah jatuh tersungkur. Nahal dengan sigap berlari ke arah Bunda Sonita, ia langsung membawanya ke rumah sakit.

CLASSIC [Completed]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant