<54>

58 12 19
                                    

Hari ini sudah sedekah belum?
Kalo belum vote yuk sebelum baca biar gak lupa:) Sekalian sedekah.

Kalau ada typo atau kesalah komen ya:)

Happy Reading my lovely readers
~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~

Hari yang tidak dinantikan Nabila tiba. Sinar mentari menyapa wajahnya, menyadarkan bahwa hari ini ia akan badmood sepanjang hari. Suara cicip burung memaksanya bangun. Ia bangun dan duduk melamunkan betapa malasnya ia bergerak hari ini. Dengan berat, ia melangkah ke kamar mandi, dan memaksa tubuhnya untuk saling menyapa dengan dinginnya air, sial bagi Nabila, keran air panasnya rusak.

Setelah selesai dengan baju dan dandanannya, Nabila bangkit dari kursi meja riasnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin mengenakan baju dengan perpaduan warna kontras dengan riasannya. Ia melihat-lihat sesekali dan berputar.

"Morning princess," sapa seseorang dari ambang pintu membuat Nabila mantap menoleh. Devan sudah berdiri dengan pakaian andalannya, celana joker dan baju polos berwarna putih, tak lupa kalung yang tak pernah lepas dari leher Devan, kalung pemberian Ibunya. Rambut berantakan membuat Devan lebih keren.

Nabila tidak ingin menyapa Devan, ia masih kesal. Ia kembali sibuk dengan bajunya. Mengambil tasnya dan memasukkan beberapa barang, lalu menggantungkan ke pundak kurusnya. Ia beranjak duduk ke sofa, lalu memasang sepatu andalannya.

"Masih marah lo?" Devan angkat bicara setelah beberapa saat tak dihiraukan oleh Nabila yang sedang sibuk dengan dirinya sendiri.

"Lo mau kemana?" tanya Nabila datar sambil mengikat sepatunya. Sebelum sempat melanjutkan ikatan sepatunya, tangan Devan sudah lebih dulu mengikatnya. Nabila hanya cuek dan kembali berdiri setelah Devan selesai.

"Ngantarin lo lah," ucap Devan menatap Nabila dari kaki sampai kepala. Nabila memperhatikan tubuhnya, apakah ada yang salah hingga Devan menatapnya aneh.

"Bibir lo gak kemerahan Bil?" tanya Devan memegang dagu Nabila.

"Paan si. Biasanya juga gini. Ayo ah, telat gue nih." Devan hanya mengembangkan senyumnya melihat Nabila kabur darinya.

~•~

Nabila menatap Devan bingung. Devan berjalan ke arah mobil, bukannya motor. Biasanya Devan memakai motor jikalau hanya ingin mengantar Nabila.

"Kok makai mobil sih Dev?" tanya Nabila bingung menatap Devan dan mobil putih itu bersamaan.

"Mendung." Nabila seketika mendongak menatap langit, namun langit sangat indah pagi ini, cerah lagi. Nabila mengernyit bingung. Lalu, ia ikut masuk ke dalam mobil.

"Gak mendung tuh. Lo buta ya," celetuk Nabila.

"Gue kan gak bilang langitnya," ucap Devan melirik Nabila seraya tersenyum tipis. Nabila hanya tertawa sambil menepuk pundak Devan, Devan pun ikut tertawa.

"Dev minjem hp lo dong," pinta Nabila menjulurkan tangannya. Tanpa banyak bicara Devan memberikannya, sambil melihat apa yang ingin di perbuat oleh cewek yang berstatus pacarnya itu.

Setelah beberapa saat mengambil foto dirinya sendiri, Nabila menyuruh Devan menjalankan mobil. Bagai robot yang digerakkan oleh sebuah kendali, Devan langsung melajukan mobilnya.

Nabila sibuk dengan ponsel Devan sejak tadi. Sesekali Devan melirik apa yang dilakukan Nabila.

Tak lama mereka sampai di kafe tempat ketemuan Nabila dan Ismi.

CLASSIC [Completed]Where stories live. Discover now